Pemerintah Perlu Pertimbangkan ‘Testing-Tracing’ dengan Tes Molekuler Isotermal
Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari. Foto: Jaka/Man
Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari meminta pemerintah untuk mempertimbangkan percepatan pengetesan-pelacakan (testing-tracing) Covid-19 dengan metode Tes Molekuler Isotermal. Sebab, menurut Putih, banyak daerah yang sudah tinggi secara positivity rate, sehingga perlu peningkatan pengetesan berkali-kali lipat.
“Informasi yang kami dapat, Tes Molekuler Isotermal sudah mendapatkan izin dari Kemenkes dan persetujuan dari FDA untuk Emergency Use Authorization (EUA). Apakah ini memungkinkan untuk dieksplorasi lebih lanjut sehingga penggunaannya bisa lebih meluas,” ujar Putih saat Rapat Kerja dengan Kemenkes, Kemenkeu, serta institusi kesehatan lainnya yang diselenggarakan secara hybrid dari Gedung DPR RI, Senayan, Senin (5/7/2021).
Putih menjelaskan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi telah mengeluarkan panduan tata laksana pemeriksaan Covid-19. Dalam panduan tersebut terdapat delapan metode Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang dapat digunakan untuk mendeteksi RNA-SARS Cov-2, beberapa di antaranya adalah Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dan juga RT-PCR pada umumnya.
“Tentu dengan kondisi lonjakan kasus yang terjadi, semua laboratorium juga penuh dan hasil (RT-PCR) baru keluar 4-5 hari kemudian, harapannya Kemenkes mempunyai kemauan untuk bisa menyesuaikan panduan dari CDC dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinis tersebut. Sehingga bisa mempercepat testing dan tracing,” tambah politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Dengan adanya penggunaan metode lain ini, Putih berharap pemerintah dapat mengoreksi kegagalan, baik kegagalan dalam capaian testing dan juga antisipasi varian baru Covid-19. “Karena kita tentu harus mengejar dan mengutamakan kecepatan. Kalau ada yang lebih cepat, kenapa tidak? Justru di musim pandemi ini jangan hanya memikirkan dari bisnisnya saja,” tegas Putih. (rdn/sf)