Pendidikan Berhasil Kalau Semua Berperan
Bangsa Indonesia tidak akan pernah mampu bersaing dengan bangsa lain di era global, kalau lalai memberi perhatian pada bidang pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan sekedar masalah pemerintah, besarnya anggaran, tapi juga seberapa besar perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak bangsa. Segenap komponen masyarakat harus mengambil peran masing-masing, sekecil apapun yang bisa diberikan.
“Masalah pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Saya kampanyekan kemana-mana, agar kita semua mengambil peran yang kita bisa, bertanggung jawab terhadap pendidikan anak bangsa. Ada tanggung jawab guru dan dosen, tapi ada tanggung jawab kita anggota masyarakat,” kata Ketua DPR RI Marzuki Alie dalam Sidang Terbuka Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) di Kampus B UIGM, Palembang, Sumsel, Sabtu (3/12/11).
Dalam pidatonya, politisi Partai Demokrat yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Indo Global Mandiri ini berbagi pengalaman bagaimana awal perannya terlibat dibidang pendidikan. Ia menyebutnya sebagai sebuah mimpi sangat sederhana, untuk memdukung masyarakat yang pada saat itu masih kesulitan memperoleh pendidikan yang layak. Pada tahun 1998 berdirilah pendidikan tinggi yang fokus pada bidang manajemen informatika. “Berkat kredibilitas yang terbangun lama sebelumnya saat saya menjadi dirut sebuah BUMN, akhirnya saya memperoleh pinjaman dari bank untuk melanjutkan pembangunan sekolah,” paparnya.
Karena sambutan masyarakat yang juga luar biasa, perkembangan sekolah dibawah bendera IGM berlangsung pesat. Pada tahun 2002 yayasan melebarkan sayap dengan membangun SMA, tahun 2004 SMP dan dilanjutkan pembangunan SD pada tahun 2006. Marzuki menyebut upaya mendukung dunia pendidikan merupakan peran sosialnya ditengah masyarkat.
“12 tahun saya jalani sendiri, saya tidak bergabung bersama orang lain karena orang mungkin berfikir bagaimana mencari untung dari sekolah ini. Jadi disini tidak ada satu rupiah pun dari sekolah ini yang kembali kepada kita tapi betul-betul kita kembalikan kepada anak-anak, bagaimana pendidikan itu semakin hari semakin baik, meningkat, meningkat,” tandasnya.
Universitas IGM saat ini sedang menyelesaikan kampus A dengan fasilitas lebih baik, gedung sembilan lantai. Yayasan juga mampu meningkatkan peran sosialnya dengan membangun dua gedung tiga lantai yang sejak awal difokuskan melayani pendidikan gratis bagi masyarakat tidak mampu. “Jadi kita mengelola pendidikan yang paling mahal di kota Palembang, tapi bagi yang tidak mampu kita juga membangun sekolah yang baik dan tidak bayar,” imbuhnya.
Bagi Ketua DPR Marzuki Alie kebahagiaan bekerja dibidang pendidikan adalah pada saat mendapat kabar para murid dan mahasiswa meraih prestasi dan berhasil dibidangnya. Apalagi kesuksesan para siswa yang datang dari keluarga miskin yang pada saat sekolah dibekali kemampuan wirausaha. Di sekitar sekolah telah disiapkan sarana pendukung sehingga para siswa dapat belajar beragam kemampuan yang dapat menunjang keterampilan mereka dalam berwirausaha.
“Kita telah membantu menunjukkan dengan bersekolah mereka mampu mensejahterakan diri mereka dan keluarga. Jadi saya mengajak teman-teman yang punya kemampuan untuk melakukan hal yang sama, supaya anak-anak bangsa memperoleh kesempatan mendapat pendidikan,” demikian Marzuki.
Meningkatkan Keunggulan dengan Inovasi
Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang menyampaikan Orasi Ilmiah dalam acara tersebut mengaku tersentuh dengan keseriusan Ketua DPR Marzuki Alie dalam berperan mendukung pendidikan. “Saya terharu dan terpacu melihat perjuangan Pak Marzuki membangun pendidikan di Palembang. Orang tua saya juga bukan orang yang berada tapi beliau melakukan berbagai upaya untuk menyekolahkan saya,” ujarnya saat memulai pidatonya.
Walaupun masih berkutat menghadapi banyak tantangan dan kekurangan namun menurut menteri pendidikan Indonesia sudah mulai meraih prestasi. Ia menyebut semakin seringnya pelajar Indonesia kembali ke tanah air dengan kalungan medali setelah menjuarai beragam kompetisi Internasional. Keberhasilan lain, sudah semakin banyak orang Indonesia setelah lulus kuliah bekerja di perusahaan asing dan kemudian sukses menjadi pimpinan perusahaan bahkan di manca negara.
Di dalam negeri menurut menristek, sudah saatnya para sarjana termasuk wisudawan UIGM berperan dalam meningkatkan produktifitas nasional melalui inovasi-inovasi. “ Kita tahu keunggulan sementara perekonomian kita berbasis pada keunggulan komparatif sumber daya alam (SDA). Lama kelamaan SDA akan habis, sekarang saatnya kita mentransformasikan perekonomian berbasis keunggulan kompetitif dengan meningkatkan produktifitas nasional melalui inovasi,” imbuhnya.
Kementrian Riset dan Teknologi menurut Gusti telah menetapkan program utama memperkuat Sistem Inovasi Nasional (Sinas) yang dalam operasionalnya juga melakukan perkuatan Sistem Inovasi Daerah (Sida). Program ini perlu peran para pengembang teknologi termasuk perguruan tinggi, pengguna teknologi dan para pihak yang ikut mewujudkan ekosistem inovasi yang kondusif. Ia berharap UIGM dapat mengambil peran dalam mengembangkan inovasi iptek yang relevan dengan realita kebutuhan nasional maupun lokal. “Yang kita teliti sesuai kebutuhan masyarakat hingga membantu penyelesaian masalah. Misalnya terkait pemanasan global kita bantu inovasi padi tahan kering atau tahan kebanjiran,” jelas menristek. (iky) foto :ik/parle