Komisi IX Apresiasi Penerapan Wolbachia untuk Tekan Kasus DBD di Sleman

10-09-2021 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar (tengah) saat memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR RI ke Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Foto: Chasbi/nvl

 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar mengapresiasi penerapan Metode Wolbachia untuk menekan tingkat penularan kasus DBD di Kabupaten Sleman. Mengingat, demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue ini berpotensi menjadi double burdened of disesase (beban ganda penyakit infeksi) di masa pandemi Covid-19.

 

“Wolbachia berasal dari bakteri alami yang terdapat dalam 60 persen jenis serangga. Bakteri Wolbachia yang ada di tubuh nyamuk aedes aegypti disebarkan melalui hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk lokal. Dengan demikian diharapkan akan melindungi masyarakat dari penularan DBD secara terus menerus,” kata Ansory saat memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR RI ke Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta, Kamis (9/9/2021). 

 

Legislator Fraksi PKS tersebut mendukung metode Wolbachia yang merupakan inovasi program pengendalian DBD. Hal ini juga sejalan dengan strategi nasional penanggulangan DBD 2021-2025. Tidak hanya di Sleman, diharapkan metode Wolbachia juga dapat diaplikasikan di daerah-daerah lain. 

 

“Hasilnya sudah dipublikasikan di New England Journal of Medicine dan menunjukan bahwa Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengeu (AWED) efektif menurunkan 77,1 persen kasus dengeu dan menurunkan kebutuhan perawatan (inpatient) rumah sakit hingga 86,2 persen. Teknologi ini juga terbukti efektif, aman dan ramah lingkungan,” tambah Ansory. 

 

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan grand launching Program Si Wolly Nyaman (Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD Di Sleman) telah dilaksanakan pada 21 Mei 2021. Mengingat, kasus demam DBD di Sleman pada tahun sebelumnya mencapai 810 kasus dengan kematian dua orang.

 

"Dilihat dari kasus per kecamatan tahun 2020 kecamatan tertinggi kasus DBD adalah Prambanan dengan 120 kasus, Kecamatan Gamping 117 kasus, Mlati 104 kasus, Godean 95 kasus dan Ngaglik 82 Kasus. Dengan metode ini diharapkan dapat menekan kasus DBD di Sleman,” kata Kustini. 

 

Pada kesempatan itu, Komisi IX DPR RI juga menyerahkan secara simbolis bantuan dari Kementerian Kesehatan yang merupakan aspirasi dari Komisi IX DPR untuk Provinsi DIY yaitu berupa Raket Elektrik 40 buah, insektisida nyamuk 24 liter, tambahan alokasi vaksin Covid-19 30.000 dosis dan antigen 50.000 set. (cas/es)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...