Komisi X Minta Bali Berdayakan Penulis Lokal
Komisi X DPR RI meminta Pemerintah Daerah Provinsi Bali khususnya Badan Perpustakaan dan Arsip Denpasar Bali memberdayakan penulis-penulis lokal untuk menambah koleksi-koleksi buku di perpustakaan tersebut.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X DPR Dedi Suwandi Gumelar saat mengunjungi Badan Perpustakaan dan Arsip Denpasar Bali dalam serangkaian kunjungan kerja ke provinsi tersebut, Selasa (20/12).
Dedi mengatakan, Komisi X DPR saat ini sedang membahas RUU tentang Sistem Perbukuan Nasional. Dalam RUU tersebut termasuk didalamnya akan lebih memberdayakan penulis lokal dan merangsang penulis, percetakan, maupun penerbit.
Selama ini, kata Dedi, banyak buku-buku muatan lokal yang ditulis bukan dari penulis daerah tersebut. Misalnya, buku adat istiadat daerah Kupang ditulis oleh penulis dari Nusa Tenggara Barat atau dari Jakarta, akibatnya isi dari buku tersebut kurang dapat mendalami dengan baik apa yang menjadi adat istiadat daerah tersebut.
Dengan adanya UU ini, tambah Dedi, juga akan memotong jarak agar anak-anak didaerah terpencil sekalipun dapat cepat mendapatkan buku tersebut. “Jangan orang Jakarta sudah membaca buku tersebut sekarang, orang di daerah Papua baru membacanya enam bulan kemudian, ini kan dapat menghambat masyarakat mendapatkan pengetahuan,” kata politisi F-PDI Perjuangan ini.
Dedi juga menambahkan, RUU ini juga mengatur distribusi yang sering menjadi masalah, ongkos yang begitu tinggi, dan yang pasti pemberdayaan penulis daerah juga akan muncul.
Jika selama ini buku-buku dikuasai oleh penulis-penulis dan penerbit-penerbit dari kota-kota besar, dengan adanya UU ini nantinya distribusi tidak lagi dikuasai oleh penulis dan penerbit dari kota-kota besar.
Dalam kesempatan tersebut, Komisi X DPR juga mengapresiasi perpustakaan yang ada di provinsi ini. Menurut Jefirstson R. Riwu Kore anggota dari Fraksi Partai Demokrat, perpustakaan di daerah ini cukup bagus dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakan didaerah-daerah lain.
Gedung perpustakaan ini cukup baik dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai dan koleksi-koleksi buku-bukunya juga lumayan lengkap.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali Praharsini pada kesempatan tersebut menyampaikan, perpustakaan yang berdiri tahun 1984 ini telah memiliki 39.234 judtul 69.397 exsemplar dan jumlah naskah kuno 187 judul ,
Dalam sehari perpustakaan ini dikunjungi 300 sampai 500 orang per hari. Rata-rata pengunjung terbanyak adalah mahasiswa.
Pihaknya, senantiasa berupaya untuk mendorong minat baca masyarakat dalam mewujudkan budaya baca dan budaya menulis. Hal ini dilakukan melalui beberapa program diantaranya sosialisasi minat baca di kalangan masyarakat, mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan meningkatkan minat baca serta layanan terpadu perpustakaan sekolah. Selain itu, juga melakukan promosi melalui media cetak.
Melalui Mobil Perpustakaan Keliling melaksanakan kegiatan Widya Pataka kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Bali.
Praharsini menambahkan, pihaknya juga telah mengembangkan program perpustakaan desa dan perpustakaan digital. Jumlah desa yang sudah terlayani 471 desa dan jumlah desa yang belum terlayani 245 desa.
Sementara kendala yang dihadapi dalam menyelenggaraan perpustakaan di wilayahnya diantaranya adalah terbatasnya SDM Perpustakaan, terbatasnya dana dan terbatasnya sarana dan prasarana. (tt) foto:tt/parle