2012, Ketua DPR Marzuki Alie Resmi Menjadi Presiden PUIC
Perhatian 51 negara yang tergabung dalam Parliament Union of the OIC Member State - PUIC (Persatuan Parlemen Negara-negara Organisasi Islam) akan terfokus kepada Indonesia karena pada tahun 2012, Ketua DPR RI Marzuki Alie secara resmi akan menjabat sebagai Presiden PUIC. Beban pertama adalah menyelenggarakan konferensi di Palembang, Sumatera Selatan 24 – 31 Januari 2012 yang akan datang.
“Untuk diketahui saya terpilih menjadi Presiden PUIC pada sidang keenam di Kampala, Uganda. Kita mendapatkan dukungan penuh dari negara-negara Arab. Perkembangan terakhir perubahan statuta, sidang PUIC akan lebih intens dilaksanakan tiap tahun, maka jabatan presiden untuk periode 1 tahun akan kita manfaatkan sebai-baiknya,” kata Ketua DPR RI Marzuki Alie saat membuka Seminar ‘Kepemimpinan Indonesia di Parliamentary Union of OIC Member State – PUIC Antara Tantangan dan Harapan’, di Palembang, Sumsel, Kamis (22/12/11).
Ia kemudian menjelaskan sebagai anak bangsa yang berasal dari Sumsel mengusulkan pelaksanaan Konferensi di Palembang. “Tadinya ada yang meragukan Palembang karena kesiapan sarana prasarana, SDM, namun setelah berhasil melaksanakan SeaGames kami semakin yakin Sidang PUIC dapat berjalan sebagaimana kita rencanakan,” jelasnya disambut tepuk tangan peserta seminar yang sebagian besar mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Sumsel.
Pada bagian lain Ketua DPR menyebut sikap ekstrim dan berlebihan dalam ber-Islam, mengabaikan konsep Syura dan menggantinya dengan otoritarian dan kesewenang-wenangan, perpecahan antar umat islam adalah beberapa faktor penyebab tertinggalnya dunia Islam dari bangsa-bangsa lain. Faktanya dari total 1 miliar lebih umat sebagian masih dililit paradigma sempit dalam ber-Islam, pemerintahan yang otoriter dan korup, kemiskinan, pengangguran, kelaparan, buta huruf, konflik sektarian, instabilitas dan masalah-masalah lain.
“Dalam konteks ini Indonesia memiliki potensi untuk membuktikan ajaran Islam yang luhur, santun dan humanis, mempraktikkan konsep Syura dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang berhasil menerapkan prinsip demokrasi serta mencermati perkembangan di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah, DPR RI dapat menjadikan momentum sebagai Presiden PUIC untuk mendorong tumbuh kembangnya demokrasi sesuai nilai-nilai Islam,” imbuhnya.
Sacara praktikal Indonesia mempunyai kisah sukses dalam penyelenggaraan pemilihan umum, ini menjadi pembuktian Islam dan demokrasi tidaklah bertentangan seperti yang ditudingkan banyak pihak. Lebih jauh menurut Marzuki, DPR nantinya ingin menjadikan PUIC lebih inklusif, tidak sekedar milik negara-negara Muslim, tetapi juga negara-negara atau organisasi diluar Islam yang semisi dan sevisi dengan PUIC.
Sementara itu Ketua BKSAP DPR RI Hidayat Nurwahid menyebut ditunjuknya Palembang sebagai tempat pelaksanaan Konferensi PUIC bermakna strategis. Dalam satu literatur Arab yang ditulis oleh seorang ulama ternama disebutkan komunikasi lewat surat menyurat telah berlangsung antara Raja-raja di Kerajaan Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis salah seorang khalifah zaman Bani Umayah di Damaskus. “Dalam literatur disebutkan Raja Sriwijaya menghendaki agar hubungan antara Kerajaan Islam di Damaskus dengan Kerajaan Sriwijaya diperkuat. Alasannya di kawasan Sriwijaya sudah ada masyarakat yang memeluk agama yang sama dengan yang dipeluk dengan khalifah di Damaskus, artinya Islam sudah hadir di Nusantara saat itu,” paparnya.
Fakta ini menurut politisi PKS ini penting, karena itu berarti di Sumsel agama Islam sudah lebih awal berkembang dibandingkan Aceh. “Justru dari Sumsel inilah Islam menyebar ke seluruh Indonesia.” Itulah sebabnya DPR berani menjadi ketua Parlemen OKI dan kemudian memberikan kehormatan kepada Sumsel menjadi daerah yang menyelenggarakan konferensi. “Kita berharap pada saatnya nanti, kalau sekarang kita lihat 11 bendera negara Asean peserta SeaGames, nanti yang berkibar 51 bendera negara OKI menyemarakkan kota Palembang,” demikian Hidayat.
Sementara itu Wakil Gubernur Sumsel, Effendy Yusuf menyatakan siap menyukseskan Konferensi PUIC. “Ini luar biasa kesempatan jadi tuan rumah datang dari Pak Marzuki Alie, putra Sumsel. Dengan semangat Sriwijaya, kita berharap kebesaran jiwa masyarakat untuk sukseskan konferensi ini,” tegasnya. Ia juga menyampaikan harapan kegiatan konferensi dapat menggairahkan ekonomi masyarakat setempat. “Kalau songket yang harganya jutaan diborong peserta konferensi pasti akan berarti bagi masyarakat,” ujarnya. (iky/foto:Ig)