Kurangi Emisi Karbon, Pembangunan PLTA dapat Dikedepankan
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto saat pertemuan dengan Founder Poso Energy Jusuf Kalla, Dirut Utama Poso Energy Ahmad Kalla, Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir serta jajaran FORKOPIMDA Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah. Foto: Erman/nvl
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan energi yang berbasis fosil adalah salah satu penyumbang emisi karbon terbesar sehingga harus dikurangi secara bertahap. Sejalan dengan Paris Agreement yang sudah diratifikasi dalam Undang-undang No 16 Tahun 2016, energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso yang dibangun oleh Poso Energy akan mulai dikedepankan.
Demikian disampaikan Sugeng usai pertemuan dengan Founder Poso Energy Jusuf Kalla, Dirut Utama Poso Energy Ahmad Kalla, Wakil Gubernur Sulteng Ma’mun Amir serta jajaran FORKOPIMDA Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (30/9/2021) malam.
"Kita ingin mengetahui best practice, pengalaman-pengalaman apa yang bisa digali dari Poso Energy dalam membangun PLTA untuk menjadi semacam percontohan di tempat-tempat lain dalam rangka membangun energi baru terbarukan. Dimana, PLTA adalah bagian dari energi baru terbarukan," ujar Sugeng.
Politisi Fraksi Partai NasDem ini memaparkan, banyak manfaat yang dihasilkan dari keberadaan PLTA Poso. Selain sebagai sumber energi untuk kebutuhan listrik, juga berdampak pada berkurangnya emisi udara zat karbon. "Selain energi itu harus handal, tetapi juga harus clean and renewable energy," ujar Sugeng.
Sugeng menginginkan ke depan EBT bisa menjadi tiang penyangga energi di Indonesia. "Jadi kita konsen betul dengan project-project semacam ini (PLTA), karena kedepan energi baru terbarukan harus menjadi tiang penyangga energi kita," tandas Sugeng.
Dalam kesempatan yang sama, Founder Poso Energy Jusuf Kalla mengatakan, kehadiran energi listrik adalah salah satu sumber kehidupan. Ia berpandangan, kehidupan tidak akan dikatakan maju tanpa kehadiran listrik. Oleh sebab itu, diperlukan pengembangkan energi baru terbarukan yang andal dan dapat terus beroperasi.
"Energi terbarukan itu artinya tidak menguras bahan. Kalau batu bara, tak hanya habis batu baranya tapi juga menimbulkan emisi. Kalau energi baru terbarukan itu dari alam dan tidak pernah ada habis-habisnya," ujar Jusuf Kalla.
Ia mencontohkan beberapa energi baru terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga, air, angin dan surya. "Kalau air, selama debit airnya bagus akan jalan terus, kalau matahari selama masih ada matahari akan jalan terus, kalau angin selama masih ada angin juga akan terus beroperasi," tutupnya. (es)