Komisi IX Nilai ‘Stunting’ di Kaltim Cukup Tinggi
Anggota Komisi IX DPR RI Hasnah Syam saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI ke Kaltim, Jumat (8/10/2021). Foto: Andri/nvl
Kasus kurang gizi stunting di Kalimantan Timur mencapai 26 persen. Sementara batas standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen. WHO menyatakan standar level indeks keparahan stunting disebut krisis jika angkanya lebih atau sama dengan 15 persen. Kementerian Kesehatan menargetkan angka stunting di Kaltim bisa diturunkan sampai 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
“Target Presiden Jokowi tahun 2024 (untuk menurunkan stunting di Kaltim) 14 persen. Ini gap yang besar sebetulnya. Provinsi Kaltim kita dorong untuk mengurangi atau menghilangkan jumlah stunting,” ungkap Anggota Komisi IX DPR RI Hasnah Syam saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI ke Kaltim, Jumat (8/10/2021). Selain pandemi Coviid-19, kasus stunting ini menjadi permasalahan kesehatan yang juga harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Kaltim.
Penyebab pertama stunting di antaranya, kurang asupan nutrisi selama kehamilan. Faktor kurangnya gizi ibu hamil berpotensi anak-anak yang lahir mengalami stunting. Selain itu, faktor penyebab lainnya yaitu eksternal. Beberapa faktor eksternal itu disebabkan tidak hanya dari sisi kesehatan. Untuk faktor kesehatan, misalnya si anak mengalami gejala cacingan. Sehingga penyerapan nutrisi pun terhambat. Kemudian faktor lainnya adalah ekonomi, di mana membuat keluarga yang kurang mampu tidak dapat membeli sumber makanan bergizi.
“Untuk itu Komisi IX mendorong Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kaltim supaya serius menangani masalah stunting ini, dan pelayanan kesehatan di masyarakat harus terus ditingkatkan. Penyuluhan terhadap masyarakat harus terus dilakukan agar masyarakat paham apa itu stunting, sehingga masalah ini dapat teratasi,” pinta Hasnah Syam yang merupakan politisi Partai NasDem tersebut.
Untuk diketahui, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018. Sementara menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menjadi 27,7 persen. (man/sf)