Kemenkop UKM Perlu Evaluasi Penyaluran BPUM

25-10-2021 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Haeny Relawati Rini Widyastuti saat mengikuti Kunjungan Kerja Komisi VI DPR ke Kamis (21/10/2021). Foto: Ica/Man

 

Anggota Komisi VI DPR RI Haeny Relawati Rini Widyastuti berharap agar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) dapat menyalurkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) secara tepat sasaran. Haeny mengatakan perlu dilakukan evaluasi dan monitoring (monev) lebih lanjut guna memastikan BPUM disalurkan tepat peruntukkannya.

 

"Kami dari Komisi VI DPR berharap Kemenkop UKM ini akan mengevaluasi secara detail, apakah bantuan ini akan menguatkan bahwa dana-dana tersebut dilakukan untuk mempertahankan dan lebih memproduktivitaskan pelaku UKM," jelas Haeny saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Bali, Kamis (21/10/2021). Turut hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan Kemenkop UKM, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), PT Pegadaian, dan PT Pupuk Indonesia.

 

Ia menambahkan, dengan adanya BPUM dapat menciptakan lapangan kerja yang baru, khususnya bagi pelaku UMKM. Haeny menyarankan agar monev dari penyaluran BPUM ini, tidak hanya dilakukan oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), namun juga oleh Kemenkop UKM itu sendiri yang hasilnya diinformasikan kepada daerah. "Dengan tersampaikannya data-data tersebut ke daerah, maka diharapkan daerah dapat turut menyukseskan program BPUM agar tepat sasaran," tandas Haeny.

 

Di sisi lain, politisi Partai Golkar itu juga menyoroti mengenai salah satu persyaratan penerima BPUM, yaitu harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dinilai belum bisa berjalan semestinya. "Bagaimana pengisian dan kewajiban selaku wajib pajak, khususnya pelaku usaha mikro, walau tidak semuanya, masih ada yang belum mampu," papar Haeny.

 

Oleh karena itu, sambung Haeny, selain menyalurkan dana-dana strategis, DPR bersama pemerintah akan bersinergi dalam melakukan penguatan dan keberpihakan terhadap para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha mikro, hingga menyentuh aspek-aspek non-finansial.

 

"Untuk di provinsi Bali, kita berharap Bali ini bisa dijaga bersama. Agar rivalitas diantara para pelaku usaha, baik wisata maupun kuliner, bisa dilakukan, sehingga menjaga keberlanjutan dari pelaku usaha itu sendiri," tutup Haeny. (ica/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...