Komisi X DPR RI Serap Masukan Terkait RUU Dikti
Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan.
Dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa , pendidikan tinggi diperlukan dalam menghadapi globalisasi di segala bidang.
“Komisi X DPR RI memandang perlu disusunnya Rancangan Undang-undang tentang Pendidikan Tinggi sebagai sebuah sub-sistem yang terintegrasi dalam Sistem Pendidikan Nasional,” kata Mahyuddin Ketua Komisi X DPR RI saat Kunjungan Lapangan dalam rangka mencari masukan bagi RUU Pendidikan Tinggi di Universitas Lambung Mangkurat , Banjarmasin, beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan yang dihadiri wakil dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Banjarmasin, Mahyuddin menjelaskan bahwa dalam penyusunan dan perumusan draft RUU tentang Pendidikan Tinggi telah dilakukan kajian filosofis, sosiologis dan yuridis.
Mahyudin menyatakan pengaturan Pendidikan Tinggi bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, kompeten dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
“Pengaturan Pendidikan Tinggi diharapkan menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa,” ujar Mahyudin.
Selain itu, pengaturan pendidikan tinggi diharapkan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi kemandirian dan kemajuan bangsa, serta terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa.
Turut serta dalam Kunjungan Lapangan Komisi X DPR RI ke Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin antara lain Sholeh Soe’aidy dan Ibrahim Sakty Batubara masing-masing dari Fraksi Demokrat, Rully Chairul Azwar (F-PG), Puti Guntur Soekarno (F-PDIP), dan Jamal Mirdad (F-Hanura). (sc)