Penerapan Sistem Resi Gudang Bermanfaat bagi Berbagai Sektor
Anggota Komisi VI DPR Nevi Zuariana saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI dengan Bappebti dan sejumlah stakeholder di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (21/2/2022). Foto: Fitri/nvl
Anggota Komisi VI DPR Nevi Zuariana menilai penerapan sistem resi gudang (SRG) memiliki banyak manfaat bagi berbagai sektor seperti pertanian, perbankan maupun kepada pemerintah. Ia melihat saat ini sektor pangan di Indonesia masih mengandalkan impor, sehingga, SRG dinilainya sebagai instrumen yang memberdayakan petani dimana komoditi yang dihasilkan mampu memberikan nilai ekonomis.
“Resi gudang ini menawarkan banyak manfaat bagi petani sendiri, dunia usaha, perbankan dan bagi pemerintah. Manfaatnya adalah keterkendalian dan kestabilan harga komoditi, melalui fasilitas penjualan sepanjang tahun lalu keterjaminan modal produksi, lalu keleluasaan penyaluran kredit bagi perbankan nasional, serta keterjaminan produktivitas,” kata Nevi usai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI dengan Bappebti dan sejumlah stakeholder di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (21/2/2022).
Untuk diketahui, di tahun 2022 transaksi penerbitan resi gudang diproyeksikan akan terus meningkat dan mencapai angka lebih dari Rp600 miliar didukung oleh semakin meluasnya daerah pelaksanaan SRG dan semakin bertambahnya jenis komoditas yang diterbitkan resi gudangnya.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Selatan, pelaksanaan SRG telah berjalan sejak tahun 2010, berawal dari Kabupaten Barito Kuala kemudian meluas ke Kabupaten Tapin. Saat ini terdapat 4 gudang SRG terdiri dari 2 gudang di Barito Kuala dan 2 Gudang di Tapin, tidak hanya di gudang milik pemerintah daerah, namun juga gudang milik swasta.
Dalam hal ini, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menekankan bahwa ketahanan pangan nasional merupakan suatu hal yang wajib dipenuhi, terlebih dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan pangan pun akan semakin meningkat.
SRG dinilai Nevi sebagai salah satu upaya menjawab persoalan tersebut. Tak hanya itu, ia berharap, melalui sistem tersebut kebermanfaatan SRG dapat "Bermuara pada meningkatnya daya saing mereka (petani, kelompok tani, koperasi, UMKM) di perekonomian nasional dan lebih jauh lagi di pasar dunia,” tutupnya. (srw/sf)