Komisi IX Prihatin Atas Tingginya Angka ‘Stunting’ di Gorontalo

23-02-2022 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dengan Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo Idris Rahim, beserta mitra kerja terkait, di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Selasa (22/2/2022). Foto: Ndy/Prima

 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh menyoroti masih tingginya angka stunting di Provinsi Gorontalo, yaitu sekitar 24 persen dan masih jauh dari standar yang ditentukan oleh pemerintah yaitu 14 persen. Menurutnya, penyelesaian persoalan stunting ini tidak hanya hal yang berkaitan dengan ekonomi dan pendidikan, namun ada peran budaya daerah di dalam implementasi pencegahan stunting.

 

“Soal budaya, Gorontalo penghasil ikan yang luar biasa. Tuna itu sumber gizi yang luar biasa, namun mungkin ada budaya-budaya itu menjadikan anak atau ibu yang sedang hamil itu tidak mendapatkan akses (konsumsi ikan) itu. Bisa jadi mereka memiliki budaya yang menjadikan perempuan itu kalau makan mungkin harus setelah suaminya, atau apa ini perlu dilakukan digali lebih lanjut, apakah ada budaya seperti itu,” katanya usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dengan Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo Idris Rahim, beserta mitra kerja terkait, di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Selasa (22/2/2022).

 

Berdasarkan penjelasan Kepala Wilayah BKKBN Gorontalo, masih tingginya angka stunting karena ekonomi dan pendidikan. Namun, Ninik biasa Nihayatul disapa, beranggapan jika memang penyebabnya adalah faktor ekonomi, seharusnya persoalan gizi itu sesuatu yang sederhana dan mudah didapat. Dengan kekayaan alam Gorontalo yang meliputi gunung dan lautan, hal ini merupakan potensi terbesar Gorontalo. Namun, memang diakui Ninik, dari jumlah penduduk sebesar 1,3 juta, 900 penduduk itu adalah penduduk miskin.

 

"Itu yang perlu kita lihat, apakah itu mempengaruhi soal stunting, itu yang (angka) stunting masih memang PR sekali. Saya pernah melakukan sosialisasi soal stunting ini dari 5 kabupaten 1 kota sudah pernah saya datangi semua dengan BKKBN, kita melihat memang pemahaman masyarakat soal stunting itu belum memadai seperti apa, apakah itu juga menjadi persoalan kita lihat nanti,” papar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

 

Oleh karenanya, Ninik meminta kepada Kepala Kanwil Wilayah BKKBN Gorontalo untuk mengevaluasi langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk menangani persoalan stunting tersebut, dan mencari tahu lebih detail lagi terkait penyebab mengapa stunting masih tinggi di Gorontalo. Ninik mengakui, memang membutuhkan kerja keras yang luar biasa untuk menyelesaikan persoalan stunting di Gorontalo.

 

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini mengaku prihatin dengan tingginya angka stunting yang masih tinggi di Gorontalo diatas rata-rata Nasional. Mengingat, kondisi geografis Gorontalo yang kaya akan hasil laut yaitu perikanan, seharusnya kebutuhan gizi dan proteinnya dapat terpenuhi.

 

"Kami sangat memprihatinkan karena apa, kondisi geografis alami di Gorontalo inikan daerah perikanan mestinya proteinnya tinggi di sini. Kemudian dari segi makanan jagung di sini nomor satu, dari segi kesediaan alam tidak jadi masalah, mungkin yang menjadi masalah pola hidup atau pola konsumsi atau budaya dari masyarakat. Karena di sini juga tadi anemia masih sangat tinggi,” ujar politisi Partai Golkar itu.

 

Yahya mengusulkan agar pemerintah daerah harus melakukan penyuluhan secara intensif, mengingat Pemerintah juga telah mengeluarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 terkait percepatan penurunan stunting. Oleh karenanya, Yahya menilai dibutuhkan sinergitas yang erat antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

 

"Perlu ada kerja sama yang erat antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan memperkuat penyuluhan-penyuluhan di tingkat yang paling bawah, karena itu kami mengharapkan di sini agar supaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah bekerja secara bersama-sama dan dipantau secara terus menerus,” tutup Yahya.

 

Diketahui dari Paparan Kepala Wilayah BKKBN Gorontalo, upaya yang sudah dilakukan untuk menurunkan angka stunting yaitu dengan melakukan koordinasi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur, dan OPD Daerah Provinsi yaitu Bappeda dan Dinas Kesehatan, juga melakukan roadshow percepatan penurunan stunting ke seluruh Kabupaten Kota. Turut Hadir dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI ini Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene, Anggota Komisi IX DPR RI Anshori Siregar dan Kurniasih Mufidayati dari F-PKS, Arzetti Bilbina (F-PKB), Linda Megawati (F-PD), serta Sungkono dan Ashabul Kahfi dari F-PAN. (ndy/sf)

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...