Dony Maryadi Oekon Minta Pemerintah Terus Kawal Isu Kenaikan Harga BBM

07-03-2022 / KOMISI VII
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon (kiri) berfoto bersama usai mengikuti pertemuan Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia. Foto: Oji/nvl

 

Bersitegangnya Ukraina dan Rusia, menjadi buntut dari melonjaknya harga minyak bumi. Merespon hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia harus bertindak secara transparan kepada masyarakat terkait isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG. Menurutnya, situasi ini dapat menjadi beban yang berat bagi Indonesia.

 

“Ini beban yang sangat berat, karena kita masih mengkondisikan harga tidak terikat kepada harga minyak dunia. Akhirnya, pemerintah harus mengeluarkan dana untuk subsidi BBM. Ini beban yang sangat berat untuk kita,” ungkap Dony usai mengikuti pertemuan Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2022).

 

Politisi PDI-Perjuangan itu menuturkan, pemerintah dan Pertamina diharapkan bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai situasi terkini. Terlebih menurut Dony, pemerintah perlu menggencarkan fungsi kontrolnya terkait pergerakan harga BBM dan energi agar tidak terjadi permainan harga di masyarakat. “Fungsi pemerintah juga harus mengontrol harga. Jadi, beban BBM, beban energi terhadap produk yang mereka jual itu berapa besar? Jika kenaikannya bertambah dari harga cuma naik 2 persen, ya sepantasnya naik cuma 2 persen. Jangan jadi 30 persen dari harga. Itu tidak pantas,” tegas Dony.

 

Komisi VII DPR RI, lanjutnya, juga akan terus mengawal pemerintah mengenai isu kenaikan harga ini, dengan tujuan agar hal tersebut tidak menjadi beban di masyarakat dan menghindari efek domino kenaikan harga. Dony menjelaskan, pihaknya akan mempertanyakan dan mengevaluasi kepada pemerintah apabila adanya kenaikan harga. “Masalah kenaikan harga minyak ini sudah global, sudah mendunia. Jadi, memang kita sama-sama harus melihat bahwasanya ini (Ukraina-Rusia) harus berdamai supaya kita tidak terkena dampak,” ungkap Dony.

 

Berkaca pada situasi saat ini, Dony berharap dengan kenaikan harga serta keterbatasan dalam ketersediaan energi yang berbasis fosil ini, pemerintah dapat senantiasa menjaga, mendorong serta mengangkat sektor energi terbarukan yang kini sedang gencar menjadi pilihan sumber energi alternatif lain. Selain itu, ia juga berharap agar pemerintah bersikap transparan kepada masyarakat terkait situasi terkini. “Kita berharap kita bisa menjelaskan kepada masyarakat situasi terkini, agar masyarakat tahu dan tidak merasa dibohongi nantinya,” tutup Dony.

 

Sebelumnya, Komisi VII DPR RI menerima Duta Besar Rusia untuk Indonesia guna membahas kenaikan harga minyak global. Dalam pertemuan tersebut, Komisi VII DPR RI juga menegaskan kepada pihak Rusia, bahwasanya Indonesia berharap agar Rusia dapat segera berdamai dengan Ukraina. Sebab, konflik antar dua negara ini berakibat besar terhadap negara-negara lain. (ps,hal/sf)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...