IHT Berkontribusi Signifikan Pada Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi saat Komisi VII DPR RI menggelar pertemuan dengan Direksi PT. Gudang Garam di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (24/6/2022). Foto: Husen/Man
Industri Hasil Tembakau (IHT) tetap menjadi sektor primodana sebagai salah satu penyumbang terbesar bagi perekonomian nasional lewat cukai. Kontribusi yang signifikan ini menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi harus diapresiasi karena menyerap banyak tenaga kerja.
Hal itu mengemuka saat Komisi VII DPR RI menggelar pertemuan dengan Direksi PT. Gudang Garam di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (24/6/2022). Hadir dalam pertemuan tersebut Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian dan Dinas Perindustrian Jawa Timur.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Bambang Haryadi yang memimpin pertemuan mengatakan, IHT merupakan salah satu sektor strategis domistik yang memiliki daya saing tinggi. "Sumbangan sektor yang dikategorikan sebagai kearifan lokal ini meliputi penyerapan tenaga kerja, pendapat negara melalui cukai, serta merupakan komoditas penting bagi petani berupa tembakau dan cengkeh," jelas Bambang.
Kebutuhan bahan baku IHT, lanjutnya, diperkirakan sebesar 450 ribu ton per tahun. Sedangkan pasokan bahan baku sekitar 170 ribu ton. IHT juga melakukan impor terutama untuk produk oriental, burley, dan virginia.
"Informasi yang kami peroleh menyebutkan bahwa kondisi IHT saat ini mengalami kontraksi sebesar 1,07 persen pada kuartal II 2022. Mulai kuartal III 2021 menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,69 persen. Dan semakin meningkat pada kuartal IV sebesar 6,03 persen. Dengan demikian IHT tetap mampu bertahan selama masa pandemi," urai Politisi fraksi Partai Gerindra ini.
Sementara itu, kunjungan Komisi VII DPR ke PT. Gudang Garam sendiri untuk melihat dari dekat industri rokok yang merupakan salah satu produk turunan tembakau. Cukai rokok telah menyumbang signifikan untuk penerimaan negara.
Di sisi lain, Gudang Garam sudah menghidupkan begitu banyak pekerja termasuk petani tembakau. Berdiri sejak 1958 di Kediri, Gudang Garam awalnya memiliki 50 karyawan. Sekarang sudah ribuan orang dan sudah memiliki delapan anak perusahaan. (mh/aha)