Banggar Dorong Pemerintah Susun Mitigasi Resiko Ketidakpastian Ekonomi Global

02-07-2022 / BADAN ANGGARAN
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah usai Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jumat (1/7/2022). Foto: Jaka/nvl

 

Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mendorong pemerintah perlu menyusun mitigasi risiko terburuk akibat kondisi ketidakpastian ekonomi global dan terjadinya disrupsi sisi suplai yang menyebabkan lonjakan harga komoditas pangan dan energi sehingga mendorong terjadinya tekanan inflasi tinggi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dalam jangka waktu yang cukup panjang.

 

Demikian disampaikan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah sebagaimana termaktub dalam kesimpulan Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rangka Pembahasan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN Tahun Anggaran 2022 yang digelar di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Jumat (1/7/2022).

 

“Atas kebijakan tight money policy di berbagai negara khususnya Bank Central Amerika (FED) akan menyebabkan terjadinya excodus atau capital out flow, depresiasi rupiah terhadap USD dan memperlambat pertumbuhan ekonomi yang masih dalam masa pemulihan, maka diharapkan Pemerintah dan Bank Indonesia dapat mengambil kebijakan antisipasi sebagai dampak yang akan ditimbulkan akibat kondisi keuangan global tersebut,” ujar politisi PDI-Perjuangan tersebut.

 

Said lebih lanjut mengungkapkan tingginya penerimaan negara baik dari sektor perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih banyak ditopang oleh lonjakan harga komoditas. Maka, sambung Anggota Komisi XI DPR RI itu, pemerintah perlu memastikan implementasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan terhada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi masyarakat.

 

Selain itu, sambung Said, turunnya produksi minyak dan gas bumi pada Semester I 2022 harus mendapat perhatian prioritas dari pemerintah. "Saat ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi-nya di tengah tingginya harga minyak mentah dunia," pungkas legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur XI tersebut. (pun/sf)

BERITA TERKAIT
Banggar Kasih Solusi Cespleng Antisipasi Risiko Kenaikan PPN Jadi 12 Persen, Apa Saja?
24-12-2024 / BADAN ANGGARAN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi resiko atas dampak kenaikan PPN...
Pertimbangkan Kondisi Ekonomi, Pemerintah Diberi Ruang Diskresi Batas Atas-Bawah Kenaikan PPN
24-12-2024 / BADAN ANGGARAN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI merespon terkait polemik kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi...
Kunjungi Jatim, Banggar Bahas Kenaikan PPN 12%
04-12-2024 / BADAN ANGGARAN
PARLEMENTARIA, Surabaya - Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Badan Anggaran (Banggar) DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Banggar DPR...
Rapat Banggar DPR Bahas Anggaran 2025 Bersama Tujuh Menko
02-12-2024 / BADAN ANGGARAN
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menggelar rapat kerja dengan tujuh menteri koordinator Kabinet Merah Putih di ruang...