Kerjasama Indonesia-Pakistan dapat Kenalkan Demokrasi di Negara Islam
Indonesia dan Pakistan yang berpenduduk mayoritas muslim sudah dikenal sebagai negara yang berhasil menerapkan nilai-nilai demokrasi. Kondisi ini dapat digunakan parlemen kedua negara untuk meningkatkan kerjasama sekaligus memperkenalkan demokrasi ke negara-negara Islam lain di dunia.
“Parlemen kedua negara sudah dapat bersama-sama buktikan prinsip Islam tidak berlawanan dengan demokrasi. Kita bisa menjadi model demokrasi bagi negara-negara Islam lain,” kata anggota BKSAP Abdurrahman Abdullah saat menerima kunjungan Ketua Komisi HAM Parlemen Pakistan, Riaz Fatyana di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/12).
Sejauh ini kedua negara sudah menjalin kerjasama yang baik di bidang ekonomi, pendidian dan kebudayaan. Nilai perdagangan periode Januari 2012 tercatat US$122 juta meningkat 91,7 persen dibanding periode sebelumnya. Pakistan setiap tahunnya menawarkan bea siswa bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar ilmu kedokteran. Demikian pula Indonesia membuka program Dharmasiswa untuk kuliah di berbagai universitas di Indonesia.
Hubungan parlemen kedua negara sejauh ini sudah terjalin dalam pertemuan-pertemuan intenasional seperti IPU, PUIC dan APA. Bahkan pada bulan Mei 2012 lalu delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI – Pakistan sudah berkunjung ke Pakistan.
“Kami berharap kerjasama dapat terus ditingkatkan terutama dukungan Pakistan kepada Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Presiden Parlemen Negara-negara Anggota OKI – PUIC,” ujar Andi Rahmat anggota GKSB DPR RI – Pakistan.
Dalam sambutannya Riaz Fatyana yang juga mantan Menteri Pendidikan Pakistan ini menjelaskan kedatangannya ke DPR kali ini sebagai balasan atas kunjungan delegasi Indonesia sebelumnya. Ia mengaku terkejut melihat kemajuan Indonesia. “Saya terakhir kali datang tahun 1995 sebagai menteri pendidikan, saya terkejut dan kagum melihat kemajuan ekonomi dan capaian yang telah dibuat negara ini,” paparnya.
Ia menyatakan persetujuan untuk meningkatkan kerjasama di bidang pendidikan, kebudayaan dan lebih jauh people to people contact. “Salah satu program yang dapat segera dilakukan adalah pertukaran pelajar, mereka nantinya dapat menjalin kerjasama dua negara di masa datang,” demikian Riaz. (iky)foto:wy/parle