Rudi Hartono Bangun: Kenaikan Harga BBM Akan Perlambat Pemulihan Ekonomi

23-08-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun. Foto: Ist/nvl

 

Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni Pertalite dan Solar. Sinyal kenaikan harga BBM ini mencuat setelah beban subsidi BBM dan kompensasi energi dalam APBN 2022 membengkak hingga Rp502 triliun. Menurut Rudi, kenaikan harga BBM akan berdampak di seluruh sektor, yang saat ini sedang beranjak pulih.

 

“Jika kenaikan BBM berlaku, otomatis ada harga-harga barang yang akan naik. Pedagang semuanya pasti membebankan barangnya dengan menaikkan harga-harganya di pasaran. Dan pemulihan ekonomi yang baru mulai tumbuh dan mulai berlari, otomatis akan melambat dan slow kembali,” analisis Rudi menanggapi wacana kenaikan harga BBM pada pekan ini, ketika dihubungi Parlementaria via pesan teks, Selasa (23/8/2022).

 

Politisi Partai NasDem itu menekankan, daya beli masyarakat baru pulih dari ‘sakit’ karena pandemi Covid-19, pemulihannya akan semakin lama, karena kenaikan BBM yang akan membuat dampak masif ke semua sisi kegiatan ekonomi. Rudi menilai kenaikan BBM ini juga akan memberikan pada pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang merangkak naik, karena berhubungan dengan daya beli di masyarakat. Sektor industri pun berdampak, karena mayoritas mengandalkan BBM dalam menjalankan operasionalnya.

 

“Suka atau tidak suka, perusahaan akan mengalami kenaikan beban usaha dan operasionalnya karena naiknya harga BBM. Beban produksi dengan sendirinya akan naik, dan perusahaan pasti membebankan kenaikan biaya produksi pada harga barang yang dijual ke masyarakat. Dan masyarakat tentu ada yang mengurangi dan mengerem pembelian kebutuhan yang tidak penting. Otomatis pertumbuhan ekonomi akan melambat,” prediksi legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara III itu.

 

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa kenaikan BBM akan diumumkan Presiden Joko Widodo pada pekan ini. Presiden Jokowi pun buka suara soal rencana kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite yang mengemuka belakangan ini. Menurutnya, kebijakan itu harus diputuskan dengan hati-hati. Pasalnya, kenaikan harga komoditas tersebut akan berpengaruh terhadap masyarakat.

 

Presiden Jokowi mengatakan jangan sampai kenaikan Pertalite itu berdampak pada penurunan daya beli, lonjakan inflasi, hingga pertumbuhan ekonomi. "Ini menyangkut hajat hidup orang banyak jadi semua harus diputuskan dengan hati-hati dihitung dampaknya jangan sampai menurunkan daya beli, konsumsi rumah tangga, menaikkan inflasi yang bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi semuanya saya suruh menghitung betul sebelum diputuskan," kata Presiden Jokowi, Selasa (23/8/2022). (sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...