Komisi IX Desak Dirjen Binapenta dan BNP2TKI Bina Konsorsium Asuransi TKI

20-06-2012 / KOMISI IX

Komisi IX DPR mendesak  Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan BNP2TKI untuk meningkatkan pembinaan terhadap konsorsium asuransi dalam memberikan perlindungan para TKI dengan menitik beratkan  integritas data dan teknologi informasi perlindungan calon TKI dan TKI.

"Selama ini Pemerintah selalu mengatakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan pahlawan devisa, namun pada kenyataannya semua ini hanya merupakan simbol belaka. tanpa perlindungan yang memadai" ungkap Anggota Komisi IX DPR Endang Agustin Sarwan Hamid saat Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR dengan Dirjen Binapenta, Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenludi gedung DPR Jakarta, Selasa (19/6) sore.

Endang Agustin juga mempertanyakan, bagaimana selama ini pemerintah menyikapi tentang para TKI yang dianggap sebagai pahlawan devisa, termasuk pelayanan yang memadai terhadap para TKI dari Kementerian yang bersangkutan.

Dia  meminta Dirjen Protokol dan Kunsuler, Dirjen Binapenta, dan Kepala BNP2TKI untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga masing-masing, dalam penempatan dan perlindungan yang optimal kepada TKI.

Komisi IX DPR mendesak, agar Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri untuk memberikan fasilitas kepada Konsorsium Asuransi dalam membuka perwakilan asuransi luar negeri terkait dengan perlindungan asuransi TKI di luar negeri sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Anggota Komisi IX DPR Endang Agustin mengatakan, jika dari ketiga kementerilan atau Lembaga yang terlibat langsung dengan masalah TKI ini, dan mereka tidak mempunyai perasaan serta konsep yang sama mengenai pahlawan TKI ini, dipastikan masalah selalu berulang dan tidak akan ada penyelesaiannya.

Sementara Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu Tatang Razak mengatakan, bahwa perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah mengantisipasi dan perlu mendapat perhatian yang serius, maka perlu dibentuk Derektorat Perlindungan warga Indonesia, yang menjadi prioritas utama di Kementerian Luar Negeri.. (Spy). foto:wy/parle

BERITA TERKAIT
Netty Catat Evaluasi Program MBG: Soal Variasi Menu, Kualitas Rasa, hingga Sistem Reimburse
15-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyampaikan pentingnya evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksanaan Program Makan...
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...