Ketua DPR : Tari Tor-tor Bukan Kesenian Asli Malaysia
Ketua DPR Marzuki Alie :
Ketua DPR RI Marzuki Alie dapat memahami terjadinya penyebaran kesenian Indonesia di Malaysia, Hal tersebut terjadi karena sejarah masyarakat Indonesia yang migrasi ke Malaysia hingga akhirnya menjadi Warga Negara Malaysia.
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa kami tidak pernah mengakui bahwa itu kesenian asli, tetapi itu bagian dari kesenian masyarakat warga negara Malaysia yang dulunya mereka warga masyarakat Indonesia,” kata Marzuki Alie saat ditanya wartawan setelah bertemu dengan Dewan Negara dan Dewan Rakyat Malaysia, di Malaysia baru-baru ini.
Menurut Marzuki Alie, harus dipahami bahwa sebagian masyarakat atau warga negara Malaysia itu berasal dari Indonesia, seperti ada masyarakat Mandailing Sumatera Utara yang sudah ratusan tahun bermigrasi dan bermukim di Malaysia, yang kemudian menjadi warga negara malaysia.
“Tentunya mereka mempertahankan budaya dimana mereka berasal, seperti Tari tor-tor yang merupakan seni budaya yang mereka bawa dari daerah asalnya. Mereka tentu berusaha bahwa kesenian itu adalah kesenian mereka, walaupun mereka sadar itu dibawa dari Indonesia untuk juga diakui oleh Pemerintah Malaysia,”ujarnya.
Marzuki mengatakan, persoalan ini bukan suatu persoalan yang besar karena itu adalah budaya mereka juga, yang merupakan warga negara malaysia yang berasal dari Indonesia. “Hanya saja harus dijelaskan bahwa dulu kami berasal dari Sumatera Utara, lalu kami pindah bermukim di malaysia dan menjadi warga negara malaysia, dan kami mempertahankan budaya yang kami bawa. Karna itu kalau dijelaskan secara terbuka maka tidak akan mengganggu hubungan kedua negara, khususnya peole to people, antara masyarakat Indonesia dan Malaysia,” katanya.
Kunjungan Ketua DPR RI Marzuki Alie sebagai Presiden AIPA ke Malaysia, dalam konteks AIPA, yang direncanakan akan mengadakan Eksekutif Community Meeting pada bulan Juli di Jogyakarta bertujuan meminta dukungan Malaysia terhadap usulan Indonesia dalam agenda AIPA nanti.
“Ada usulan Indonesia dan kita harapkan dukungan negara Malaysia untuk dijadikan salah satu hasil dari yang akan diagendakan pada Sidang Umum atau Pleno nanti pada bulan September di Lombok,” katanya tanpa menerangkan usulan agenda tersebut.
Selain itu, Delegasi Parlemen Indonesia juga mengharapkan hubungan antara Indonesia dengan Malaysia semakin baik dan semakin harmonis, namun tentunya dalam perjalanannya ada hal-hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki. “inilah tugas sebagai Anggota Parlemen untuk mendorong eksekutif memperbaiki hal-hal yang menurut pandangan-pandangan kami mesti harus diperbaiki,” jelas Marzuki. (as)