Di HUT PLN ke 77 Tahun, Legislator Soroti Kinerja BUMN Listrik Tersebut

28-10-2022 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: Ayu/nvl

 

Menyambut hari ulang tahun PLN yang ke-77, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta perusahaan plat merah ini dapat menyediakan listrik secara merata, efisien dan andal. Ia berharap di usia ke 77 tahun ini, PLN dapat meningkatkan angka rasio elektrifikasi yang masih berada di kisaran angka 90 persen. 

 

"Permintaan, yang sekaligus harapan masyarakat kepada PLN, sebenarnya tidak banyak. Yang penting adalah terlaksananya pemerataan dan keadilan listrik, tarif listrik terjangkau daya beli masyarakat serta tidak byar-pet. Kita mendukung, agar PLN terus berkiprah untuk menerangi negeri," ungkap Mulyanto dalam pesan singkatnya kepada Parlementaria, Jumat (28/10/2022).

 

Dijelaskannya, hingga hari ini PLN masih punya PR terkait rasio elektrifikasi. Idealnya di usia ke 77 tahun PLN dapat meningkatkan angka rasio elektrifikasi yang masih berada di kisaran angka 90 persen. Sehingga wilayah Indonesia bagian timur termasuk juga beberapa daerah di pulau Kalimantan sudah dapat menikmati listrik dan penerangan.

 

"PLN juga perlu melakukan efisiensi agar tarif listrik lebih terjangkau. Memang listrik PLN lebih murah dari listrik di Singapura, Thailand, Filipina, bahkan Kamboja, namun kalau dibandingkan dengan Malaysia, Vietnam atau bahkan Laos, listrik PLN masih jauh lebih mahal. Bahkan harga listrik di Malaysia hampir setengah dari harga listrik PLN," ujarnya.

 

Berbeda dengan Indonesia, lanjutnya, Malaysia selain menerapkan tarif listrik progresif, mereka juga menerapkan kebijakan dimana tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga lebih murah dibandingkan dengan harga listrik untuk bisnis. "Di kita tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga lebih mahal dibandingkan tarif listrik untuk bisnis," tambah Mul, begitu ia biasa disapa.

 

Menurut Politisi Fraksi PKS ini, di usia yang semakin matang ini, PLN harus benar-benar dapat menarik hikmah dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.  Jangan sampai terulang kegagalan yang serupa. Seperti beberapa waktu lalu, karena pohon Sengon saja, terjadi pemadaman listrik se-pulau Jawa.

 

Tidak hanya itu, karena pemerintah salah dalam menetapkan asumsi pertumbuhan permintaan listrik (over estimated), maka PLN menjadi korban.  Sampai hari ini, dampaknya masih terasa berupa kelebihan suplai listrik dan utang perusahaan yang mencapai Rp. 600 triliun. Akibatnya, hari ini keuangan PLN tertekan dan kesulitan untuk pendanaan investasi bisnisnya.

 

Mulyanto juga minta agar PLN tidak sekedar gagah-gagahan dengan produksi listrik yang hijau, namun mahal.  Krisis energi di Inggris, India dan China baru-baru ini adalah pengalaman yang berharga.  Di tengah melambungnya harga gas dan BBM, negara-negara ini yang menyatakan siap untuk energi hijau, ternyata kembali membuka tambang batu bara dan menyalakan PLTU mereka. (ayu/aha)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...