Rencana Aksi AIFOKOM Diharap Dapat Diimplementasikan Di Grhasia
Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Paku Alam IX yang mewakili Gubernur DIY mengatakan, Pemerintah DIY berharap agar rencana aksi AIFOKOM terkait pembertantasan narkoba di Asia dapat diimplementasikan di Rumah Sakit Rehabilitasi Narkoba “Grhasia” Pakem.
Sri Paku Alam menyampaikan hal itu saat menghadiri pembukaan Sidang Executive Committee (Excom) dan The Ninth Meeting of Asean Inter-Parliamentary Assembly Fact Finding Committee (AIFOKOM), Senin (9/7) di Hotel Hyatt, Yogyakarta.
Sri Paku Alam mengatakan, narkoba serta psikotropika dan zat adiktif lainnya maupun napza merupakan zat yang sangat berbahaya karena dapat merubah cara berpikir, perasaan dan kehendak manusia.
Fakta menunjukkan, setiap hari selalu saja ada kasus narkoba dan napza jika tertangkap satu pengedar, seribu lain pun muncul berkibar. Walaupun hampir setiap hari pula pengedar narkoba ditangkap.
Patut diduga peredaran dan perdagangan narkoba memiliki motivasi lain adanya aksi suspensi dibalik itu semua, tujuan akhirnya penghancuran satu bangsa melalui pemiskinan yang akhirnya bermuara pada penjajahan model baru.
Dengan jaringan terputus sebagai organized crime pemberantasan narkoba diibaratkan
sebagai hanya memotong puncak gunung es artinya para pemakai dan pengedar yang tertangkap hanya sebagian kecil dari keseluruhan kasus yang ada.
Lebih jauh Sri Paku Alam mengatakan, kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat dari tahun ke tahun, kasus tersebut seolah-olah tak terbendung.Berdasarkan data dariBadan Narkotika Nasional selama 5 (lima) tahun terakhir ada tren peningkatan yang signifikan.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Paku Alam mengajak anggota delegasi meninjau Rumah Sakit Grhasia, Rumah Sakit Rehabilitasi Korban Narkoba yang ada di Pakem, Yogyakarta. Di Rumas Sakit tersebut, para penderita memperoleh terapi-terapi, represif, rehabilitatif, dan preventif agar tidak kembali kepada ketergantungan terhadap narkoba.
Sri Paku Alam mengatakan, manusia ibarat sebuah tanah liat yang rapuh dan mudah retak, itulah yang dialami para penderita di rumah sakit Grhasia sekarang ini. Ibaratnya lebih mudah membuat bejana tanah liat yang baru daripada membentuk ulang bejana yang sudah pecah berkeping-keping.
Salah satu upaya mengutuhkan kembali,di setiap paviliun penderita mendapat pendampingan untuk sesi communication sharing, pengalaman dalam TC ini sangat menghangatkan mental dan emosional para penderita.
Metoda TC lebih berhasil dari metoda lain karena TC melihat pemakai narkoba mengalami gangguan secara menyeluruh bukan hanya fisik saja, melainkan juga spiritual, intelektual, emosional dan perilaku. “Hal inilah yang harus ditangani selama rehabilitasi yang memerlukan waktu lama dan intensif,” katanya.
Di akhir sambutannya, Wagub DIY menyampaikan penghargaannya Yogya terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Sidang dan berharap hasil sidang AIFOKOM dapat diimplementasikan di Yogya khususnya dan di seluruh negara peserta. (tt) foto:ry/parle