Bertemu Ketua Parlemen Aljazair, Puan Ajak Promosikan Islam yang Damai
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani (kiri) saat pertemuan dengan Speaker National Assembly of Algeria, Ibrahim Boughali di sela agenda PUIC. Foto: Ist/nr
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani bertemu dengan Speaker National Assembly of Algeria, Ibrahim Boughali. Kedatangan Puan di Aljazair juga sekaligus untuk menghadiri forum Parliamentary Union of the Organisation of Islamic Cooperation (PUIC) atau Konferensi Persatuan Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-17.
Di awal pertemuan, Puan mengucapkan selamat kepada Parlemen Aljazair yang menjadi tuan rumah perhelatan PUIC ke-17. “Saya meyakini bahwa pertemuan PUIC akan membawa hasil yang bermanfaat bagi negara-negara Muslim, dan juga bagi dunia. Saya berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara,” ucap Puan dalam pertemuan di sela agenda PUIC di International Conference Center (ICC), Aljazair seperti dalam keterangan persnya kepada Parlementaria, Senin (30/1/2023).
Ia pun menyinggung hubungan bilateral antara Indonesia dan Aljazair yang dimulai pada tahun 1963. Puan mengatakan, kedua negara yang telah memiliki hubungan erat dalam rangka Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 itu sejak awal memiliki kesamaan pandangan untuk menentang penjajahan. “Presiden pertama Indonesia, bapak Soekarno telah menyuarakan dan mendukung kemerdekaan Aljazair,” tegasnya.
Puan pun berterima kasih kepada Aljazair yang telah menempatkan patung Bung Karno di negara tersebut. Menurutnya, penempatan patung Bung Karno yang dibuat Indonesia untuk ditempatkan di Aljazair tak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga, namun juga bagi bangsa Indonesia. “Saya berharap kedekatan hubungan di masa lalu dapat menjadi modal besar untuk mempererat hubungan di masa depan. Kami keluarga Bung Karno merasa dekat dengan Aljazair,” tutur cucu Bung Karno tersebut.
Lebih lanjut, Puan menyebut Aljazair merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan. Apalagi Aljazair merupakan negara lima besar ekonomi di Afrika. Kerja sama perdagangan kedua negara pun meningkat cukup signifikan di tahun 2022."Peningkatan hubungan antar-masyarakat dari kedua negara juga sangat penting. Kebijakan bebas visa dapat dijajaki khususnya untuk meningkatkan kerja sama sektor pariwisata,” lanjut mantan Menko PMK itu.
Puan juga mendorong peningkatan ekonomi dan investasi, termasuk keterlibatan BUMN Indonesia di Aljazair. Mengingat saat ini PT Pertamina mengelola lapangan migas Menzel Lejmat North (MLN) di Aljazair dan berperan sebagai operator. Selain itu, PT Wijaya Karya (WIKA) juga telah aktif di Aljazair sejak tahun 2007 dalam pembangunan East West Highway dan proyek apartemen bersubsidi milik Pemerintah Aljazair.
“Saya mendorong lebih besar kerja sama dan investasi antara Indonesia dan Aljazair, antara lain di sektor infrastruktur, pertambangan (fosfat), dan pengolahan bahan makanan. Saya juga harapkan semakin besarnya hubungan antara masyarakat kedua negara. Hubungan masyarakat terutama antara generasi muda, merupakan kunci bagi eratnya kerja sama di masa depan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya diplomasi parlemen baik secara bilateral maupun multilateral. Ia menyebut, diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk mendukung kerjasama kedua negara. Dalam pertemuan, Puan dan Ketua Parlemen Aljazair sepakat untuk membangun harmonisasi hubungan negara-negara Islam. “Kita perlu mempromosikan Islam yang damai dan moderat bagi dunia,” sebut Puan.
Kedua pimpinan parlemen ini juga berbicara mengenai isu Palestina mengingat Indonesia dan Aljazair memiliki kesamaan pandangan. Puan mengatakan, Indonesia dan Aljazair harus melanjutkan dukungan untuk kemerdekaan Palestina melalui proses perdamaian dan negosiasi multilateral yang kredibel.
Sementara itu, Ketua Majelis Nasional Aljazair, Ibrahim Boughali mengapresiasi Indonesia sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Aljazair. Oleh karenanya, ia merasa tersanjung dengan kehadiran Puan. “Kami mengagumi Presiden Soekarno yg telah mendukung kemerdekaan Aljazair sejak pertama. Indonesia merupakan model bagi Aljazair dan negara muslim lain, terutama karena kemajuan ekonominya,” kata Ibrahim Boughali yang juga mengusulkan adanya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. (bia/aha)