Nurul Nilai Perlu Kehati-hatian Respon kasus Pembakaran Alquran di Swedia
Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin. Foto: Mentari/nr
Belum lama ini Politisi Sayap Kanan Swedia-Denmark sekaligus Pemimpin Partai Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar sebuah Alquran di depan kantor Duta Besar Turki di Swedia. Adapun diketahui ia membakar Alquran atas izin pemerintah dan di bawah perlindungan polisi.
Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam merespon kasus tersebut. selain itu, DPR RI pun meminta publik tidak terprovokasi terkait kasus pembakaran salinan Alquran yang dilakukan di Swedia pada Sabtu, 21 Januari 2023 tersebut
"Kita juga harus hati-hati ya karena mungkin tindakan provokasi kita tidak tahu, jadi jangan terlalu cepat untuk bereaksi begitu," ujar Nurul Arifin dalam keterangan yang diterima tim Parlementaria, Selasa (31/1/2023)
Nurul Arifin menilai, masyarakat Indonesia dan tokoh-tokoh publik saat ini memilih sikap yang tidak begitu reaktif terkait pembakaran Alquran tersebut. Menurutnya, kehati-hatian dalam merespons tindakan yang bersifat provokatif tersebut diperlukan agar Indonesia tidak jatuh dalam kepentingan yang dimainkan oleh oknum-oknum tertentu.
"Jadi jangan sampai ada tindakan-tindakan yang sifatnya memprovokasi begitu, kemudian ditangkap secara mentah-mentah sehingga membuat aksi provokasi itu membuat kita terperangkap dalam kepentingan mereka," ujarnya.
Terkait aksi pembakaran salinan Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan di Swedia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil Duta Besar Swedia di Jakarta. Kemlu melalui Jubir Teuku Faizasyah menyebut komunikasi ke pihak Dubes Swedia telah dilakukan sejak awal. (hal/aha)