AIPA Belajar dari Krisis Keuangan Eropa

20-09-2012 / B.K.S.A.P.

Upaya bangkit dari krisis keuangan menjadi topik hangat pembicaraan anggota parlemen negara-negara AseanAIPA dalam sesi dialog dengan delegasi peninjau, Parlemen Eropa. Pengalaman negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa itu dinilai dapat menjadi pelajaran berharga bagi Asean yang terus berkembang.

“Krisis keuangan yang menimpa beberapa negara Eropa dinilai berkepanjangan dan menimbulkan friksi di organisasi bangsa Eropa ini. Kita memanfaatkan kesempatan dialog dengan Parlemen Eropa untuk menggali lebih jauh persoalannya, bagaimana mereka bisa bertahan sejauh ini,” kata Evita Nursanty, anggota delegasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-33 AIPA di Lombok, NTB, Rabu (19/9/12).

Evita yang juga bertindak selaku pimpinan sidang mengingatkan dengan pemahaman terhadap krisis tersebut diharapkan membantu anggota parlemen di Asean untuk mencegah hal tersebut terjadi dikawasan ini sesuai fungsi dan kewenangan yang dimilikinya. Disamping krisis, peserta dialog juga menanyakan tentang eksistensi mata uang tunggal Uni Eropa yaitu Euro.

“Kita bertanya bukan berarti Asean juga dalam posisi berminat untuk mencoba menerapkan mata uang bersama seperti Uni Eropa. Kita masih harus belajar lebih banyak dulu,” tambah politisi Fraksi PDIP ini. Selain masalah keuangan dialog antar parlemen ini juga diwarnai pembicaraan tentang upaya penguatan SDM, kerja sama dibidang penelitian, pertanian, pangan dan kehutanan.

Anggota delegasi Indonesia Ida Ria Simamora dalam pertemuan itu juga menyampaikan agar parlemen Eropa mendukung peningkatan jumlah mahasiswa penerima bea siswa. Isu lain yang dikemukakannya adalah tentang upaya penguatan kerja sama dalam masalah perubahan iklim. Ia berkeyakinan peran parlemen kedua negara berperan signifikan dalam meningkatkan hubungan antar kawasan.

Robert Goebbels, Ketua Delegasi Parlemen Eropa menyampaikan apresiasi atas pesatnya pertumbuhan negara-negara yang tergabung dalam Asean. Terkait gejolak krisis keuangan di beberapa negara Eropa ia menyampaikan optimisme dalam waktu yang tidak lama akan dapat dituntaskan. “Financial crisis akan segera berlalu dan upaya memperkuat euro sudah berada pada jalur yang benar,” kata dia.

European Parliament mewakili sekitar 496 juta warga Uni Eropa. Pasca pemilihan umum 2009 lalu disepakati jumlah maksimum anggotanya 750 orang, dengan ambang minimum 5 orang untuk setiap negara anggota. Pemilu diadakan setiap lima tahun sekali, dan setiap orang dewasa mempunyai hak suara.(iky)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Perkokoh Komitmen Dukung Palestina, Mardani Temui Organisasi Kemanusiaan Peduli Palestina
04-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI semakin memperkuat dukungan terhadap perjuangan Palestina dengan merangkul berbagai...
Guatemala Tertarik Bergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia
03-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Guatemala untuk Indonesia, Maynor Jacobo...
BKSAP Perkuat Kolaborasi Kemanusiaan untuk Palestina
31-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menggelar pertemuan kedua dengan organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga kemanusiaan...
BKSAP Ajak Media Perkuat Diplomasi untuk Perlindungan PMI
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI mengajak media untuk berperan aktif dalam menyebarluaskan berbagai upaya...