Komisi X Prihatinkan Kondisi sejumlah Sekolah Di Sumsel
Saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Selatan, Komisi X DPR RI memprihatinkan sejumlah sekolah yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Beberapa sekolah yang dikunjungi Komisi X DPR diantaranya adalah SMPN 14 dan SMAN 16 Palembang.
“Dua sekolah yang kami kunjungi, SMPN 14 dan SMAN 16 kondisinya sungguh memprihatinkan,” kata Rully Chairul Azwar yang memimpin Tim Komisi X, Selasa (6/11).
Rully mengatakan, sekolah-sekolah tersebut belum memiliki sarana yang memadai, terutama untuk fasilitas laboratorium.
Seperti disampaikan Kepaka Sekolah SMAN 16, sekolahnya belum memiliki laboratorium komputer, sehingga murid-murid belajar komputer secara teori saja tidak berhadapan langsung dengan komputer.
Tentunya, kata Rully, keterbatasan laboratorium ini sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan murid-murid dalam memperoleh ilmu di bidang IT.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekolah SMAN 16 menyampaikan berbagai kendala yang ada disekolahnya, terutama masih minimnya sarana dan prasarana. Dia meminta dukungan Komisi X DPR untuk mengusahakan laboratorium komputer, sehingga murid-murid nantinya tidak sekedar mempelajari teori saja.
“Laboratorium komputer ini sangat mendesak, agar kami dapat memberikan bekal pengetahuan secara praktis kepada anak-anak didik kami,” katanya.
Selain itu, katanya, komputer sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga murid-murid juga harus menguasai komputer, apalagi di era persaingan global seperti sekarang ini.
Selain laboratorim komputer, Kepala Sekolah SMAN 16 ini juga meminta dukungan Komisi X DPR untuk menambah beberapa kelas lagi.
Sementara di SMPN 14, Kepala Sekolah SMP ini menceritakan kondisi sekolahnya yang jika hujan tiba maka beberapa kelas akan terkena banjir. Sekolah ini memang posisinya rendah, sehingga saat hujan tiba, maka air akan mengalir dari atas dan menggenangi kelas-kelas.
Kepala Sekolah SMP 14 ini juga meminta beberapa kelas untuk dilakukan renovasi, karena lantai sekolah tersebut masih terbuat dari kayu, yang sebagian sudah berlubang-lubang. Begitu juga dengan plafon sekolah yang sudah terlihat berlubang-lubang di sana sini.
“Kondisi ini tentunya tidak bisa kita biarkan terlalu lama, karena dikhawatirkan akan membahayakan siswa saat jam pelajaran berlangsung,” katanya.
Menanggapi kondisi sekolah tersebut, Rully mengatakan, ini juga menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. Rully meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palembang mendata kerusakan-kerusakan tersebut, apakah tergolong renovasi ringan, sedang atau berat.
Jika renovasi berat, tentunya ini dapat diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapatkan bantuan APBN.
Rully mengatakan, tahun 2013 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapat pagu anggaran sebesar kurang lebih 73 triliun. Alokasi anggaran pendidikan untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar kurang lebih Rp 944 miliar. Dari anggaran itu, terbesar untuk Program Pendidikan Tinggi yakni kurang lebih Rp 444,9 miliar. (tt)