Legislator Soroti Minimnya Anggaran Perlindungan WNI di Luar Negeri

14-09-2023 / KOMISI I
Anggota Komisi I DPR RI Hasbi Anshory saat diwawancarai Parlementaria usai Rapat Kerja Komisi I dengan Menlu di Senayan, Jakarta, Kamis (14/9/2023). Foto: Runi/nr

 

Anggota Komisi I DPR RI Hasbi Anshory memberikan catatan terhadap terhadap minimnya struktur anggaran Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) untuk perlindungan WNI di luar negeri. Menurutnya, kedepan Kemenlu harus meningkatkan dan memberikan perhatian khusus terhadap anggaran perlindungan WNI, mengingat banyaknya kasus yang menyebabkan banyaknya WNI yang terlantar di luar negeri.

 

”Jadi kalau kita lihat dari struktur anggaran kemenlu itu anggaran untuk perlindungan WNI di luar negeri itu hanya Rp 289 miliar, sementara anggaran untuk diplomasi kemudian anggaran untuk memimpin delegasi segala macam itu sekitar Rp 2 triliun. Nah saya berharap Ke depan di postur anggaran (Kemenlu), anggaran perlindungan WNI di luar negeri itu harus ditingkatkan,” kata Hasbi saat ditemui Parlementaria usai Rapat Kerja Komisi I dengan Menlu di Senayan, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

 

Politisi Fraksi Partai NasDem itu juga meminta Kemenlu dan kementerian/lembaga lainnya bukan hanya menyediakan anggaran, tetapi bekerjasama dalam upaya memberikan perlindungan warga negara Indonesia ini tidak terlantar di luar negeri.

 

’Berapapuan anggarannya, kalau mekanisme pengiriman TKI kita tidak benar, kita akan selalu kekurangan anggaran. Maka mekanisme pengiriman TKI di luar negeri itu harus di benahi dan semua pihak harus ada penegakan hukum dan mekanisme yang baik,” kata Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen ini.

 

Lebih lanjut, Hasbi juga berharap ada pola koordinasi yang jelas agar kasus-kasus WNI terlantar di luar negeri tidak terjadi kembali. ”Ada satu pola koordinasi untuk warga negara yang ada di luar negeri, Kemenlu dari segi perlindungan. Kemudian TKI yang ada di luar (negeri) kalau (berangkat) melalui PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia), maka harus melalui PJTKI yang resmi dan negara harus hadir di kontrak tersebut sehingga mereka merasa dilindungi,” tutupnya. (we/aha)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...