Ketua DPR RI bertemu Presiden Tunisia
Ketua DPR RI Marzuki Alie dan rombongan dalam kunjungan kerja ke beberapa
negara di Timur Tengah melakukan pertemuan resmi dengan Presiden Tunisia
Moncef Marzouki di istana kepresidenan Tunisia, Sabtu (1/12). Pertemuan
tersebut membicarakan hubungan kerjasama antar kedua Negara dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan, Presiden Moncef Marzouki meminta
kepada Duta Besar RI di Tunisia, Ronny Prasetyo Yuliantoro menunjukkan
kebudayaan Indonesia agar masyarakat Tunisia dapat memahami Indonesia
secara utuh. “Dalam rangka meningkatkan hubungan antar kedua negara,
presiden Tunisia akan mengirimkan para mahasiswa Tunisia ke Indonesia untuk
lebih mendekatkan hubungan antar pemuda kedua Negara,” ucap Marzuki usai
pertemuan.
Presiden Moncef Marzouki mengungkapkan dirinya selalu mengikuti
perkembangan politik yang terjadi di Indonesia, terutama terkait demokrasi dan
pemberantasan korupsi, juga soal pengentasan kemiskinan.
“Kami dapat belajar dari Indonesia mengenai demokrasi dan hal-hal yang
sudah dicapai Indonesia dalam pembangunan. Kami juga berharap kerjasama
kedua negara dapat ditingkatkan,” ucap Presiden pertama Tunisia pasca
reformasi tahun 2011 ini. Moncef Marzouki mengapresiasi dan menyatakan
kebanggaannya kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan konferensi Asia-
Afrika di Bandung yang digagas presiden Soekarno tahun 1955. Dia mengatakan
hubungan Indonesia-Tunisia yang terbina sejak lama harus terus ditingkatkan
menjadi kerjasam yang lebih kongkret.
Pada kunjungan kerja kali ini ketua DPR didampingi Pimpinan Badan Kerjasama
Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Surahman Hidayat (F-PKS), Hayono Isman
(F-PD), dan Sidharto Danusubroto (F-PIP), serta dua orang anggota BKSAP,
Syofwatillah Mohzaib (F-PD), dan Mustofa Ali Assegaf (F-PPP).
Usai bertemu presiden Tunisia, rombongan meninjau pabrik kurma Boudjebel
SA, salah satu perusahaan yang mengekspor kurma ke Indonesia, terletak di
kota Soleman, sekitar 60 km dari kota Tunis. Pada kesempatan tersebut direktur
Boudjebel SA, Mohsen Boudjebel mengungkapkan kendala-kendala yang sering
dihadapinya saat melakukan ekspor kurma ke Indonesia. Dirinya berharap
Ketua DPR dapat membantu memberi kemudahan dalam proses ekspor-impor
mengingat kurma adalah satu-satunya produk andalan negara-negara yang
berada di gurun Sahara Afrika untuk menopang perekonomiannya.(Rn.Tvp)