Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Bali Dapat Jadi Contoh Provinsi Lainnya

04-05-2024 / KOMISI VIII
Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi saat menyerahkan bantuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VIII di Kantor Bappeda, Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (2/5/2024). Foto: Kresno/vel

PARLEMENTARIA, Denpasar - Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi mengapresiasi penekanan angka kemiskinan dan stunting yang terjadi di Bali. Menurut Kahfi, Bali menjadi provinsi terdepan yang patut dicontoh oleh provinsi lainnya dalam hal penanganan dua persoalan tersebut.

 

"Kami mendengarkan tadi dan ini sangat menarik karena Bali ini menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam rangka untuk menekan angka kemiskinan ekstrem dan termasuk stunting dalam beberapa kiat-kiat yang disampaikan oleh PJ Gubernur terkait keberhasilan mereka dalam menekan angka stunting dan kemiskinan ini," ujar Kahfi saat Kunker Reses Tim Komisi VIII di Kantor Bappeda, Denpasar, Provinsi Bali, Kamis (2/5/2024).

 

Ashabul Kahfi menyampaikan bahwa tujuan dari pelaksanaan kunker ini tidak saja untuk pengawasan pelaksanaan anggaran dari masing-masing mitra, baik Kemensos, Kemenag, Kemen-PPPA, maupun BNPB. Kunker ini juga mendengarkan kebijakan ataupun program Pemprov Bali terkait faktor penghambat serta hal-hal apa saja yang dihadapi serta langkah atau strategi yang diambil dalam menyelesaikannya.

 

Berdasarkan data BPS, pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,71 persen, sudah melebihi pencapaian sebelum terjadi Covid-19. Membaiknya kondisi pariwisata Bali tersebut tidak hanya berimbas pada pertumbuhan ekonomi Bali yang terus bertumbuh ke arah positif, tetapi juga menurunkan angka kemiskinan di Bali di angka 4,53 persen (di bawah rata-rata nasional 9,57%) dan merupakan kemiskinan terendah di Indonesia.

 

Terkait kondisi kemiskinan ekstrem di Bali, Pj Gubernur Bali menyampaikan berdasarkan data P3KE tahun 2023, tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Bali sebesar 0,19 persen. Selain itu, Bali menargetkan di tahun 2024 kemiskinan ekstrem di Bali di angka 0 persen. Pj Gubernur menambahkan berbagai langkah dan upaya untuk menurunkan kemiskinan ekstrem terus dilakukan, seperti dengan melakukan pendataan by name by address, melibatkan para relawan serta CSR dalam mengentaskan kerak-kerak kemiskinan yang masih ada di Bali.

 

“Kami ‘Ngrombo’ (atau) bekerja bersama-sama, bergotong-royong mengentaskan kemiskinan di Bali. Di Tahun 2024 ini melalui Program Pemprov Bali Hadir, kami ‘Ngrombo’ melaksanakan program bedah rumah, membangun rumah bagi masyarakat yang masih tinggal di rumah tidak layak huni. Kami optimis dengan ‘Ngrombo’, kemiskinan ekstrem di Provinsi Bali di tahun 2024 tuntas (0%),” imbuhnya. (eno/rdn)

BERITA TERKAIT
Komisi VIII Dorong Optimalisasi Pengelolaan Zakat & Wakaf 2025
05-02-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, menegaskan pentingnya optimalisasi pengelolaan zakat dan wakaf dalam Rapat...
Komisi VIII Desak BPH Wujudkan Tri Sukses Penyelenggaraan Haji
05-02-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, memimpin Rapat Kerja bersama Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH)...
Komisi VIII Minta Kementerian Agama Perinci Efisiensi Anggaran 2025
04-02-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Agama RI untuk membahas pelaksanaan program dan anggaran...
Komisi VIII DPR RI Soroti Efisiensi Anggaran dan Program Prioritas KPPPA Tahun 2025
03-02-2025 / KOMISI VIII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Kerja bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta Rapat...