Di Forum WWF 2024, Fadli Zon: Buka Akses Air Layak dan Bersih untuk Palestina
Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon, saat agenda Pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia ke-10 Tahun 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024). Foto: Oji/vel
PARLEMENTARIA, Nusa Dua - Berdasarkan laporan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2022 disebutkan bahwa dua juta orang di dunia mengalami kesulitan untuk memperoleh akses air minum yang layak, termasuk penduduk Palestina. Merespons hal itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menegaskan bahwa air bersih dan layak adalah bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM).
Demikian pernyataan tersebut disampaikan olehnya di sela-sela agenda Pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia ke-10 Tahun 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
“Apakah kita akan berdiam diri ketika semua akses kemanusiaan, termasuk air diblokir oleh Israel? Di manakah posisi kita? Padahal, Hukum Humaniter Internasional telah dengan jelas menyatakan bahwa penggunaan air diperlukan untuk kelangsungan hidup penduduk sipil. (Seharusnya) infrastruktur air dan instalasi air minum harus dilindungi,” tutur Fadli.
Berdasarkan informasi yang diterima lebih dari 35.000 orang Palestina menetap di lokasi yang kerap dibombardir bom dan ditutup dengan blokade rapat oleh Israel. Setiap 1 jam ditemukan 15 orang yang tewas. Kerusakan yang dihasilkan begitu luas di mana 83 persen sumber air telah rusak.
“Meskipun perdamaian (di Palestina) masih belum pasti, memastikan ketersediaan air bersih bagi semua orang di Palestina secara umum harus diprioritaskan”
Sebab itu, Fadli menggalang dukungan agar akses air layak dan bersih bisa diperoleh siapapun. Baginya, air bersih dan layak akan selalu mengalir untuk memberikan denyut kehidupan tanpa memandang perbedaan geografi sekaligus status ekonomi dan sosial
“Oleh karena itu, saya ingin mengajak seluruh anggota parlemen untuk terus menyuarakan keadilan. Meskipun perdamaian (di Palestina) masih belum pasti, memastikan ketersediaan air bersih bagi semua orang di Palestina secara umum harus diprioritaskan. Karena jika gagal, maka akan berakibat fatal bagi upaya global kita dalam mencapai tujuan SDGs ke-6, seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang menghadapi krisis air,” pungkasnya. (um/rdn)