Salah Sasaran, Program Pangan Beragam B2SA Seharusnya Menyasar Orang Tua Bukan Siswa!

11-06-2024 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Slamet saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Kepala Badan Pangan Nasional, Dirut Perum Bulog, dan Dirut PT. Rajawali Nusantara Indonesia di Gedung Nusantara, Senin (10/06/2024). Foto: Kresno/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Slamet menyoroti program milik Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) yakni mengenai promosi pangan beragam B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) yang menyasar siswa-siswa di sekolah. Menurutnya, program ini seharusnya bukan menyasar kepada siswa tetapi kepada orang tua. Karena orang tua lah yang menyediakan makanan bagi keluarga.

 

“Untuk memberikan makanan bergizi itu bukan anaknya sasarannya, saya pikir. Apalagi ini judulnya adalah promosi. Justru yang harus mendapatkan sosialisasi ini adalah orang tuanya, Pak. Kan anak itu sifatnya given, mau dikasih makan apa aja dia terima,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Kepala Badan Pangan Nasional, Dirut Perum Bulog, dan Dirut PT. Rajawali Nusantara Indonesia di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (10/06/2024).

 

Ia menilai program sosialisasi mengenai promosi pangan beragam ini lebih tepat apabila menyasar orang tua bukan siswa. Karena siswa sebagai anak sejatinya pasti hanya menerima apa yang diberikan dan disediakan oleh orang tuanya. Untuk itu, orang tua lah yang perlu diberi pemahaman mengenai pangan beragam ini.

 

“Kalau sasarannya siswa menurut saya enggak kena ini Pak. Kan ini masalah pola pikir orang tua untuk urusan makanan bergizi ini. Makanya saran saya alihkan ini menjadi justru orang tuanya yang perlu dikasih pemahaman Pak,” tutur Politisi Fraksi PKS itu.

 

“Kan ini masalah pola pikir orang tua untuk urusan makanan bergizi ini”

 

Legislator dapil Jawa Barat IV itu pun berharap agar program ini dapat diriviu terutama mengenai sasaran programnya, agar hasil dari program ini bisa lebih efektif.

 

“Jangan sampai kita salah sasaran. Anak-anak mau dikasih kacang hijau, juga dimakan. Jadi, menurut saya ini perlu menjadi perhatian ya, justru sasarannya adalah di orang tuanya bukan di siswa,” pungkasnya. (gal)

BERITA TERKAIT
Komisi IV: Harusnya Menhut Bersikap Tegas Kawasan Hutan Lindung Jadi PSN di PIK 2
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pembangunan kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pariwisata Tropical Coastland diPantai Indah Kapuk(PIK) 2 menjadi polemik, khususnya ketika...
Ancaman Deforestasi, Firman Sayangkan Buka Lahan 20 Juta Hektare Hutan untuk Sumber Pangan
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo merasa prihatin atas terancamnya luasan serta kelestarian hutan Indonesia. Keprihatinan...
Cegah Korupsi, Arif Rahman: SOP dan Tata Kelola Program MBG Harus Transparan
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden...
Slamet Ingatkan Program Buka Lahan Hutan 20 Juta Ha Agar Dirancang Matang
08-01-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta – Rencana pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membuka lahan hutan seluas 12 hingga 20...