Voting Bayangi Keputusan Privatisasi Semen Baturaja
Pro Kontra Privatisasi Semen Baturaja kembali mencuat, Berdasarkan pemantauan terlihat Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat mendukung privatisasi Semen Baturaja melalui Initial Public Offering (IPO).
Posisi terakhir empat fraksi di Komisi XI DPR menolak, sementara sisanya mendukung Privatisasi tersebut. "Apabila tidak ada kesepakatan tentunya akan voting," ujar Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis saat memimpin Raker Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Direksi Semen Baturaja, di Gedung Nusantara I DPR RI, Senin (4/2).
Sementara Nusron Wahid (F-PG) mengatakan, Dirinya mendukung privatisasi Semen Baturaja melalui IPO. "Pilihan IPO ini harus didukung namun persoalannya apakah ada value change setelah IPO," tanyanya.
Menurutnya, pilihan IPO untuk mendapatkan dana bukan semata-mata untuk meningkatkan dana saja tetapi dalam rangka mensejajarkan Benchmark dengan semen BUMN lainnya seperti Semen Indonesia, Holcim dan sebagainya.
"Berdasarkan lembaga riset tahun 2030 Indonesia mengalami pertumbuhan yang tinggi bahkan diperkirakan masuk posisi enam atau tujuh terbesar di dunia. namun syarat instrumennya yaitu perbaikan infrastruktur yang menjadi persoalan di Indonesia saat ini," paparnya.
Dia mempertanyakan, setelah IPO apakah ada jaminan terselenggaranya Good Corporate Government (GCG) yang lebih baik. "Sekarang memang belum IPO jadi belum terlihat ukurannya, bila setelah IPO tentunya Publik akan menghukumnya bila kinerja memburuk," katanya.
Sadar Subagyo (Fraksi Gerindra) mengatakan, seharusnya Semen Baturaja tidak dijual melalui pasar modal namun di jual kepada Semen Indonesia guna memperkuat sinergi BUMN Semen yang ada. "Kita bersusah payah untuk merger di BUMN Perkebunan kenapa tidak disatukan saja ini," katanya.
Lanjut Sadar, kita harus berpikir dalam kerangka NKRI dimana 35 persen seharusnya dijual ke semen Indonesia sehingga posisi industri semen plat merah semakin kuat dipasar modal.(si)/foto:iwan armanias/parle.