Sukamta Apresiasi Pertemuan AIPA-FAO-IISD dalam Memperkuat Ketahanan Pangan Indonesia

26-07-2024 / B.K.S.A.P.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta di sela-sela pertemuan di Ubud, Gianyar, Bali, Rabu (24/7/2024). Foto : Rdn/Andri

PARLEMENTARIA, Gianyar - DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan multipihak kedua (second joint event) antara ASEAN Inter-Parliamentary Assemby (AIPA), Food and Agriculture Organization (FAO), dan International Institute Sustainable Development (IISD) di Ubud, Gianyar, Bali. Pertemuan ini berkomitmen untuk mengawal investasi bertanggung jawab, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup pangan, pertanian, dan kehutanan di ASEAN atau dikenal dengan istilah ASEAN Responsible Agriculture Investment (ASEAN-RAI).

 

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta menjelaskan persoalan ketahanan pangan (food security) tidak hanya menjadi peran pemerintah dan parlemen, melainkan juga membutuhkan sektor terkait lainnya, misalnya dari organisasi internasional dan lembaga riset masyarakat yang concern terhadapnya.

 

“Bicara ketahanan pangan tidak cukup hanya berasal dari pemerintah dan parlemen saja, melainkan juga perlu dari pihak-pihak terkait yang hadir di sini. Karena itu, saya apresiasi pertemuan ini yang menghadirkan banyak pihak-pihak terkait. Bahkan, juga ada dari unsur masyarakat tani yang berfokus untuk generasi milenial, seperti Petani Muda Keren,” ujar Sukamta kepada Parlementaria di sela-sela pertemuan di Ubud, Gianyar, Bali, Rabu (24/7/2024).

 

Menurutnya, pertemuan ini menandakan pentingnya pembahasan pangan, pertanian, dan kehutanan dengan melibatkan aktor-aktor di level regional maupun internasional. Sebab, hal ini, akan memperkuat jalur distribusi internasional dari hulu ke hilir dengan memfokuskan pada petani. Sehingga, dengan demikian, petani Indonesia bisa sejahtera karena hasil-hasil produksi dari Indonesia memiliki pasar yang luas di internasional.

 

“Termasuk, misalnya, produksi petani lokal kita bisa memenuhi standar internasional. Orange, jeruk, itu kalau di internasional, warnanya harus benar-benar oranye. Sesuai namanya. Nah, di kita kan jeruk itu warnanya beragam. Di sinilah peran pemerintah untuk mengedukasi petani Indonesia, termasuk juga melakukan negosiasi dunia internasional bahwa produk jeruk dari Indonesia punya beragam warna tampilan,” ujar Politisi Fraksi PKS ini. (rdn)

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...