Dyah Roro Esti Minta Revisi Target Lifting Migas 1 Juta Bpd di 2030

28-08-2024 / KOMISI VII
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menyoroti usai rapat kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM di Gedung Nusantara I, DPR RI, Jakarta, Senin (26/6/2024). Foto :

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menyoroti terkait lifting migas yang dalam beberapa tahun terakhir tidak mencapai target.

 

“Target kita apalagi selalu digaungkan oleh SKK Migas mengenai 1 juta barrel per day (bpd) di tahun 2030, di mana saat ini bahkan kalau saya baca di tahun 2023 itu (target lifting migas) berada di kisaran 65.000 barrel per day dari target 660.000 barrel per day,” ujarnya dalam rapat kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM di Gedung Nusantara I, DPR RI, Jakarta, Senin (26/6/2024)

 

Dyah menjelaskan bahwa lifting migas saat ini masih berada pada angka 576.000 barel per hari, dari targetnya yakni sekitar 635.000 barel per hari pada 2024. Maka dari itu, menurutnya, perlu ada revisi terkait target 1 juta barel tersebut pada 2030.

 

“Mungkin harus direvisi ulang gitu ya, apakah betul target 1 juta barel (per hari di 2030) ini memungkinkan dan untuk kemudian direalisasikan,” usul Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

 

Terlebih, menurutnya, peran ESDM sangat amat besar terhadap SKK Migas, dalam hal ini untuk melakukan pengawasan. Maka, dari itu menurutnya, ada baiknya jika kementerian ESDM bisa merekrut konsultan yang paham mengenai kalkulasinya. “Agar kemudian prediksi ini bisa lebih sesuai,” tambahnya

 

“Konsultan kan banyak ada yang latar belakangnya joint research ya. Nah ini harus kita pertimbangkan juga agar target-target kita ini enggak meleset, karena yang kasihan adalah Kementerian ESDM,”  lanjut Dyah.

 

Di akhir penyampaiannya, dirinya berharap dengan catatan yang disampaikannya ini, Bahlil yang merupakan menteri ESDM baru dapat membuat berbagai terobosan baru.

 

Terkait emisi karbon, ia pun berharap Indonesia bisa semakin mengedepankan transisi energi, terlebih Indonesia merupakan negara yang sudah menandatangani Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon. “Penyumbang emisi karbon itu cukup besar di ranah sektor energi salah satunya, di samping sektor Kehutanan dan lain sebagainya,” jelas Dyah

 

“Nah ini menjadi PR besar tapi saya yakin bahwa Bapak mampu untuk melakukan perubahan-perubahan ini ke depannya,” tutupnya. (hal/rdn)

BERITA TERKAIT
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...
Novita Hardini Dukung Pengembangan Ekonomi Hijau dan Perdagangan Karbon di Trenggalek
18-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini, mendukung penuh upaya ekonomi hijau yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek....
Tinjau Lokasi Longsor di Desa Dompyong, Novita Hardini Berikan Bantuan dan Dukungan Moral kepada Warga
16-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini mengunjungi Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, untuk bertemu warga...
Apresiasi Lomba ‘Batik Trenggalek Bertutur’, Novita Hardini: Bukti Cinta Budaya Lokal
13-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Di tengah kesibukannya sebagai anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini menyempatkan diri pulang ke Trenggalek untuk...