Percepatan Peremajaan Sawit Harus Dilakukan Guna Dukung Program B50 di Pemerintahan Baru

21-09-2024 / KOMISI VII
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman saat bertukar cenderamata usai pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII di Pontianak, Kalimantan Tengah, Jumat (20/09/2024). Foto: Shane/vel

PARLEMENTARIA, Pontianak - Komisi VII DPR RI mengapresiasi target pemerintah terpilih ke depan untuk mengembangkan biodiesel B50. Diketahui, B50 merupakan campuran solar dengan minyak sawit B50. Jadi, kandungan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar tersebut bisa mencapai 50 persen. Untuk menyongsong hal tersebut, maka perlu adanya peningkatan produktivitas kelapa sawit. Salah satu mekanisme yang didorong adalah replanting (peremajaan) sawit.

 

“Salah satu visi besar dan misi besar Pak Prabowo pada saat beliau nanti menjadi presiden, dilantik pasca tanggal 20 Oktober yaitu menaikkan dari B30 menjadi B40 dan B50. Salah satu solusinya adalah penanaman ulang (replanting). Karena kita nggak akan mungkin menuju ke B40 (atau) B50, (kalau) kita (tidak) mau mengubah ini menjadi produk turunan ini, kalau (kebijakan) di hulunya susah,” ungkap Maman Abdurrahman kepada Parlementaria usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII di Pontianak, Kalimantan Tengah, Jumat (20/09/2024).

 

Wakil Ketua Komisi VII tersebut juga menekankan bahwa melalui replanting kebun kelapa sawit juga dapat menghindarkan Indonesia dari kelangkaan. “Nah kita menjaga ini kelapa sawit. Indonesia adalah produsen kelapa sawit nomor 1 di dunia, tapi jangan sampai gara-gara kita salah tata kelola, kita menjadi importir kelapa sawit juga. Jadi ini kita jaga nih mumpung belum kejadian, kita cegah dari sekarang. Kita antisipasi bagaimana caranya agar tanam ulang ini bisa segera di lanjutin,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

 

Selain replanting, kata Maman, penggunaan teknologi ramah lingkungan juga perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan biodiesel 50. “Saya meyakini itu menjadi kewajiban bagi setiap (pihak) baik itu pengusaha dan juga mungkin teman-teman petani untuk mendorong. Dari yang tadinya metode konvensional menjadi mekanisasi. Jadi ke arah teknologi ramah lingkungan. Alhamdulillah Pak Jokowi mampu mencari solusinya dengan mendorong B30, maka selanjutnya perlu dilanjutkan untuk menuju B50,” tutupnya. (syn/rdn)

BERITA TERKAIT
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....
Komisi VII: Kebijakan Penghapusan Utang 67 Ribu UMKM di Bank BUMN Perlu Hati-Hati
04-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyoroti rencana pemerintah yang akan menghapus utang 67 ribu...
Pemerintah Diminta Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif Indonesia
03-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini dituntut untuk menata dan...
Dina Lorenza Dukung Kenaikan PPN: Harus Tetap Lindungi Masyarakat Menengah ke Bawah
24-12-2024 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza mendukung rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen...