Komisi IV Dorong Kolaborasi antara IPS dan Peternak Sapi, Susun Regulasi Serap Susu Lokal
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan bersama tim saat meninjau Industri Pengolahan Susu (IPS) ke Pasuruan, Jawa Timur. Foto: Wilga/vel
PARLEMENTARIA, Pasuruan - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunsfik) ke Pasuruan, Jawa Timur, guna menyerap aspirasi dan masalah terkait polemik persusuan di kalangan peternak sapi perah. Ahmad Yohan mengungkapkan perlu adanya kolaborasi yang baik antara Industri Pengolahan Susu (IPS) dengan peternak. Menurutnya, hal ini diperlukan agar dapat dihasilkan susu-susu berkualitas dan terserapnya susu-susu lokal.
“Dari pertemuan tadi ada sedikit kesepakatan yang sudah kita bangun bahwa ke depan kalau kita ingin semuanya kita maksimalkan perlu ada kolaborasi bersama, di mana IPS juga harus memperhatikan, ikut menguatkan upaya-upaya peternak ini untuk melahirkan susu-susu yang berkualitas dengan program CSR dan segala macamnya,” katanya kepada Parlementaria usai memimpin kunjungan spesifik Komisi IV DPR RI di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (21/11/2024).
Bersamaan dengan itu, Yohan mengungkapkan pihaknya bersama pemerintah juga akan mendorong agar lahirnya regulasi yang dapat melindungi hingga membantu agar susu sapi lokal dapat terserap oleh kebutuhan susu nasional atau bahkan hingga dapat melakukan ekspor.
“Kemudian kami dari DPR dan kementerian nanti juga akan berpikir bagaimana mendorong agar bisa lahir Perpres atau undang-undang yang bisa menaungi ini semuanya. Sehingga, bisa melindungi upaya kolaborasi kerja sama agar semua susu yang diproduksi oleh peternak ini bisa diserap oleh IPS dengan syarat susu yang berkualitas. Bukan cuma sekadar asal-asalan tapi bukan (juga) dalam kuantitasnya sedikit. Harapan kita ini juga bisa meningkat kuantitasnya setinggi-tinggi mungkin, agar kita juga melakukan ekspor dari luar sehingga semua susu lokal ini terserap,” terangnya.
Politisi Fraksi PAN ini pun mengungkapkan, pihaknya akan serius untuk menangani hal tersebut. Hal tersebut dengan harapan selain untuk mendukung program makan gizi gratis tetapi juga untuk mencapai swasembada pangan yang menjadi tujuan Presiden Prabowo Subianto.
“Dan yang paling penting ini, kita ikut mendorong agar ke depan susu-susu yang dilahirkan oleh peternak sapi kita ini ikut menguatkan program minum susu gratis dan makan bergizinya yang sedang didorong oleh Pak Presiden Prabowo kita. Mudah-mudahan ini juga bagian dari upaya kita swasembada pangan, baik itu beras, makan pokok, atau minum susu kita di tahun 2025 nanti,” ujarnya.
Menurut Legislator Dapil NTT I ini, jika produktivitas dan penyerapan susu berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan otomatis mengurangi kuota impor. Untuk saat ini, kata Yohan, kebutuhan susu nasional berada di 4,7 juta liter sedangkan produksi susu lokal baru berada di angka satu jutaan liter, sehingga masih memiliki selisih yang cukup jauh.
“Kalau produksi lokal ini kita genjot dengan aturan yang memadai kemudian anggaran yang cukup agar mereka semakin produktif gitu. Dengan ternak yang sehat, jauh dari PMK, kemudian kuota susu yang dikeluarkan dengan baik, kuantitasnya juga meningkat. Insya Allah dalam jangka panjang kita juga bisa menekan angka impor kita,” pungkasnya. (we/rdn)