Amelia Anggraini: Penjajahan Israel, Akar Masalah Konflik Palestina

30-11-2024 / B.K.S.A.P.
Anggota BKSAP DPR RI, Amelia Anggraini, saat mengikuti FGD bertema Solidaritas Kemanusiaan untuk Mendukung Perjuangan Palestina di Kompleks Parlemen. Foto: Geraldi/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Amelia Anggraini, mengatakan akar masalah konflik di Palestina adalah penjajahan oleh Israel. Indonesia bersikap menolak eksistensi Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina.

 

"Akar masalah konflik Palestina sangatlah terang benderang, yaitu penjajahan. Penjajahan Israel atas tanah Palestina," tegas Amelia dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Solidaritas Kemanusiaan untuk Mendukung Perjuangan Palestina: Peluang dan Tantangan', di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).

 

Legislator Fraksi Partai NasDem itu menekankan, berdasarkan fakta sejarah, Israel dibantu negara-negara adidaya seperti Inggris dan Amerika Serikat menjarah tanah Palestina. "Maka dalam konteks ini, sikap Indonesia tentu saja menolak eksistensi Israel," tandas Amelia.

 

Penjajahan Israel atas Palestina tidak sejalan dengan semangat konstitusi Indonesia yang mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa dan penghapusan penjajahan di dunia.

 

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tegasnya.

 

Lebih lanjut Amelia mengatakan, diperlukan langkah lebih masif untuk menghentikan aksi kekerasan di Gaza. Upaya-upaya yang selama ini dilakukan belum cukup untuk menghentikan genosida yang terjadi.

 

"Fakta bahwa telah terjadi pembantaian atau genosida di Jalur Gaza. Tetapi dunia tidak mampu menghentikan kekejaman yang masih berlangsung sampai dengan hari ini," ujarnya.

 

Upaya perdamaian Palestina dan Israel sudah ditempuh dengan berbagai perjanjian dan kesepakatan, seperti Perjanjian Camp David 1978, KTT Madrid 1991, Kesepakatan Oslo 1993-1995, KTT Annapolis 2007, dan Deal of The Century 2020.

 

"Namun konflik tidak juga mereda, rangkaian kekerasan dan korban tewas puluhan ribu warga Palestina yang tidak berdaya sungguh mengerikan. Apalagi kebanyakan dari pada korban adalah masyarakat sipil yang paling banyak adalah anak-anak dan perempuan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...