DPR RI Ingin Indonesia Menjadi Mediator Perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan

11-03-2013 / KOMISI I

Berbagai Pandangan mengemuka terkait konflik Luar Negeri antara Korea Utara dan Korea Selatan, Komisi I DPR RI menginginkan Indonesia menjadi mediator terwujudnya perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan.

“Indonesia ingin lebih berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan  masalah Korea Utara dan Korea Selatan,” kata Anggota Komisi I Sidarto Danusubroto, saat Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri RI, di Gedung Parlemen RI, Senin (11/3).

Oleh karena itu, Sidarto berpandangan bahwa sebaiknya Indonesia abstain saja terhadap masalah penjatuhan sanksi kepada korea Utara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Saya berharap adanya dialog yang  harus kita tingkatkan. Kalau kita Abstain, kita akan lebih diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa, sebab kita menjaga stabilitas kawasan,” papar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Sidarto juga mengungkapkan adanya keinginan rencana Komisi I DPR mengunjungi Korea selatan dan Korea Utara, sebagai hubungan Parlemen to Parlemen, sebagai upaya parlemen Indonesia menjaga stabilitas kawasan.

Selain itu, Evita Nursanty (F-PDIP) menginginkan Kementerian Luar Negeri RI memandang ancaman-ancaman menjadi peluang bagi Indonesia. Salah satunya mengenai konflik yang terjadi di semanjung korea, yang menimbulkan perselisihan antara korea selatan dan Korea Utara. “Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk membuka dialog untuk perdamaian,” katanya.

Hal senada disampaikan, Lily Wahid dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) ikut berperan menciptakan perdamaian dunia. “Kementerian luar negeri harus dapat memanfaatkan hal yang ada untuk lebih meningkatkan peran indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia,” tegas Lily.

Menurut Liliy Wahid hubungan Indonesia - Korea utara, tidak terlepas dari sejak 1955 indonesia memegang peranan penting di dunia. Ada suatu kondisi antara negara Indonesia dan Korea Utara mempunyai sejarah posistif antara mantan Presiden RI Soekarno dengan Korea Utara.

Selanjutnya dia mengatakan  Kementerian Luar Negeri harus dapat memanfaatkan hal yang ada untuk lebih meningkatkan peran indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. “Korud dan korsel sulit mengadakan perundingan diantara mereka, Indonesia harus ikut berperan menciptakan perdamaian dunia.” Kata Lily Wahid. (as), foto : od/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...