Rencana Induk Global Pasca 2015 Harus Dibuat Komprehensif

01-04-2013 / B.K.S.A.P.

 

Wakil Ketua DPR RI/Korinbang Pramono Anung Wibowo dalam Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-128 di Quito-Ecuador menegaskan, kini merupakan saat yang tepat bagi Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk menangani dan berkontribusi untuk memberikan suatu pendekatan-pendekatan dan solusi-solusi baru bagi permasalahan global yang beragam ini.

Dalam konteks ini Pramono menghargai upaya-upaya yang dilakukan oleh IPU dalam memajukan musyawarah global atau konsultasi global yang akan kami laksanakan untuk agenda-agenda pembangunan pasca tahun 2015, dalam beberapa hari ke depan DPR RI bekerjasama dengan IPU akan melaksanakan satu konsultasi regional mengenai tujuan-tujuan pembangunan melenium dan agenda pembangunan pasca tahun 2015 di Bali. Acara ini akan dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan konsultatif ke-4 dari high level panel.

Menurut dia, mengingat Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah ditunjuk sebagai ketua bersama dari Panel-panel untuk agenda-agenda pembangunan pasca 2015 ini Indonesia menawarkan suatu jalan untuk menuju pembangunan berkelanjutan dengan kesetaraan. Karena keberlanjutan hanya dapat dicapai bila terdapat kesetaraan. tidak hanya untuk mengintensifkan pertumbuhan ekonomi saja tapi juga untuk menyeimbangkan pembangunan di dalam semua aspek dan juga membantu untuk melestarikan kehidupan pembangunan itu sendiri.

Indonesia berpendapat bahwa suatu rencana induk global mengenai apa yang akan kita lakukan untuk agenda-agenda pembangunan pasca 2015 harus dibuat secara komprehensif, dan agenda-agenda pembangunan ini harus dicapai atau harus dibuat melalui suatu proses buttom up atau proses dari bawah ke atas. Oleh karenanya suatu konsultasi global perlu untuk melibatkan lebih banyak lagi para pemangku kepentingan global. Seperti misalnya, masyarakat sipil, media massa, warga negara dan parlemen. Ini merupakan satu nilai yang ingin ditawarkan oleh Indonesia.

Terkait dengan kerja-kerja tiga komite tetap Pimpinan DPR RI ini menyatakan, ingin mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan rasa penghargaan kami yang tulus atas kerja yang sangat bagus yang telah dilakukan oleh kuara pertur dan juga sekretariat dalam mempersiapkan draft akhir. Dalam konteks ini Indonesia ingin menekankan bahwa tanggungjawab untuk melindungi harus dilakukan secara komprehensif untuk melindungi masayarakat sipil cara-cara damai harus selalu menjadi prioritas utama kita, dan bahwa intervensi militer harus selalu menjadi pilihan terakhir dalam skema untuk mencapai perdamaian.

Terkait dengan perdagangan bebas dan perdagangan yang adil Indonesia ingin menekankan kebutuhan untuk mendapatkan manfaat yang setara dari perdagangan dan Indonesia ingin meminta adanya tindakan-tindakan atau aksi-aksi nasional yang lebih kuat dan dukungan internasional yang lebih kuat untuk membantu membangun daya saing produktif nasional, kapasitas dan juga logistik-logistik pendukung perdagangan untuk negara-negara berkembang termasuk Afrika, negara-negara yang paling tertinggal, negara-negara berkembang yang tidak memiliki pantai dan pesisir, negara-negara kepulauan yang sedang berkembang dan juga perekonomian-perekonomian negara-negara lain yang secara struktural lemah dan rentan.

Sementara penggunaan media sangat penting untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dan demokrasi, tetapi agar supaya kita bisa mendapatkan berita yang adil dan berimbang kami berpendapat bahwa pelaksanaan hak untuk kebebasan berpendapat oleh pers dan media bukanlah sesuatu yang mutlak. Harus selalu ada keseimbangan antara hak dan tanggungjawab.

“Untuk tujuan ini kami ingin mendesak asosiasi pers secara global untuk mengembangkan cara-cara untuk memastikan pelaksanaan dan penegakan kode etik dan standar jurnalisme,” ungkap Pramono.

Sebelumnya Pramono mengucapkan selamat kepada parlemen Ecuador atas penyelenggaraan Sidang Umum IPU yang ke-128 yang luar biasa ini, dan mengucapkan rasa terima kasih saya yang tulus atas keramah-tamahan tulus yang telah diberikan kepada delegasi Indonesia selama kunjungan di Quito ibukota dari Ecuador dan juga kota bersejarah yang dianggap sebagai salah satu dari daftar warisan budaya dunia Unesco yang pertama.

Dia juga ingin mengucapkan selamat kepada yang mulia Fernando Cordero Quepa ketua dari majelis nasional Ecuador karena atas terpilihnya beliau sebagai presiden dari majelis yang terhormat ini. “Saya percaya bahwa dibawah ada pedoman dan panduan dan kepemimpinan beliau yang bijaksana maka pembahasan kita akan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi kedamaian dan juga kesejahteraan umat manusia,” demikian Pramono.(iw)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Sidang OECD Parliamentary Network, BKSAP: Persoalan Perubahan Iklim Prioritas Utama
07-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menghadiri Sidang OECD Parliamentary Network yang diselenggarakan di Paris, Perancis...
BKSAP Tegaskan Investasi Hijau Kunci Atasi Perubahan Iklim
07-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) hadir dalam Sidang OECD Parliamentary Network yang diselenggarakan di...
Perkokoh Komitmen Dukung Palestina, Mardani Temui Organisasi Kemanusiaan Peduli Palestina
04-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI semakin memperkuat dukungan terhadap perjuangan Palestina dengan merangkul berbagai...
Guatemala Tertarik Bergabung dalam Grup Kerja Sama Bilateral Indonesia
03-02-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Guatemala untuk Indonesia, Maynor Jacobo...