DPR Harap Donggi Senoro LNG Berdampak Positif Bagi Masyarakat
Reses Masa Persidangan ini, Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup mengunjungi proyek Gas Alam Cair, PT. Donggi Senoro LNG di Banggai, Sulawesi Tengah.
“Tujuan kami berkunjung kesini, untuk mengetahui progres proyek Donggi Senoro. Saya percaya kontraktor yang mengerjakan ini sangat profesional dan berkualitas,” kata Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII ke PT Donggi Senoro LNG, Sutan Bhatoegana di sela-sela pertemuan dengan PT. Pertamina EP Matindok, JOB Pertamina Medco Tomori, PT Donggi Senoro dan SKK Migas, di PT Donggi Senoro, Desa Uso, Banggai, beberapa hari lalu.
Selain itu, Tim Komisi VII juga ingin mengetahui realisasi pengembangan gas Matindok, pengembangan blok minyak Tomori dan kontribusinya terhadap lifthing minyak dan gas nasional, dan pencapaian target pembangunan kilang Donggi Senoro dan dampaknya kepada masyarakat setempat.
Dalam kesempatan tersebut, Sutan memberikan apresiasi kepada investor Jepang yang telah berinvestasi di Donggi Senoro.
Namun Sutan mengharapkan, proyek Donggi Senoro LNG membawa keuntungan bagi lingkungan dan masyarakat Donggi Senoro.
“Selain berdampak positif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar Luwuk sendiri, kita harapkan juga ada transfer teknologi yang diberikan kepada Indonesia. Jadi harus ada multi player efeknya kepada kita,” kata politisi Partai Demokrat ini.
Sutan juga mempertanyakan masalah pembebasan tanah di Donggi Senoro, pasalnya Komisi VII banyak menerima surat pengaduan terutama mengenai masalah tanah di sekitar proyek Donggi Senoro.
“Jangan sampai rakyat di sekitar menderita akibat adanya proyek ini, akibat segelintir orang atau oknum-oknum yang memperkaya diri sendiri,” tegasnya.
Walaupun demikian, ia menyatakan, Komisi VII DPR RI memberikan dukungan kepada proyek Donggi Senoro.
“Mudah-mudahan proyek ini dapat berjalan sesuai waktunya, dan bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada,” tambahnya.
Dijelaskan Sutan, bahwa kedatangan Komisi VII ini untuk yang kedua kalinya. “Mungkin apa yang kami dapat sekarang ini mengenai Donggi Senoro LNG sudah lebih baik dari Tim Komisi VII yang datang tahun lalu. Hasil pertemuan disini akan kami laporkan pada Pleno Komisi VII,” terangnya.
Proyek Donggi Senoro LNG merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan memisahkan kegiatan usaha hulu (penyediaan bahan baku gas) dan kegiatan usaha hilir (pabrik LNG), sehingga memberikan keuntungan karena ada pengalihan investasi dan resiko yang terkait dengan pembangunan pabrik LNG kepada perusahaan hilir.
Pabrik LNG Donggi Senoro berkapasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun, menggunakan teknologi liquifijasi APCI (Air Products and Chemicals Incorporation) yang telah teruji, yang saat ini di gunakan oleh 86% dari seluruh proyek LNG di dunia.
Kilang LNG Donggi Senoro akan mengolah gas yang dipasok dari Blok Senoro yang dikelola oleh JOB Pertamina Medo Tomori Sulawesi dan Blok Matindok yang dikelola oleh Pertaminan Pembengan Gas Matindok. (sc)