APA BAHAS KERJASAMA PEMBERANTASAN TERORISME ANTAR PARLEMEN ASIA

10-08-2009 / B.K.S.A.P.
Organisasi parlemen Asia (APA) akan menyelenggarakan pertemuan executive council (pertemuan dewan pimpinan) Sidang Parlemen Asia di Jakarta pada tanggal 11-12 Agustus 2009 dimana salah satu agendanya adalah kerjasama pemberantasan terorisme di negara Asia. "Untuk penyelenggaraan sidang pimpinan merupakan langkah penting untuk memperkuat solidaritas asia bagi pemberantasan terorisme yang mewarnai kondisi bangsa di Asia dekade ini, karena itu, Parlemen Indonesia akan mendesak negara anggota untuk meningkatkan kerjasamanya dalam pencegahan terorisme dan pengusutan pelaku teror,"kata Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Abdillah Toha saat Konferensi Pers di Ruang Pers, Senin, (10/8). Menurut Abdillah,masalah terorisme belum ada langkah maju karena saat ini kita baru sebatas tindakan represif belum melihat akar permasalahan terorisme tersebut. "Sidang ini merupakan kelanjutan dari Association of asian parliamentary for peace (AAPP) yang dibentuk pada tahun 1999 sebagai suatu asosiasi berdasarkan keinginan untuk bersatu padu dalam mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia,"katanya Menurut Abdillah, AAPP bertansformasi menjadi APA sebagai pengejawantahan dari langkah-langkah serius untuk memperluas cakupan kerjasama menuju integrasi Asia. "Indonesia sudah mengadakan sidang umum parlemen Asia atau (Asian Parliamentary Assembly), pada November 2008 lalu, kemudian yang akan datang akan dilaksanakan pada bulan November atau Desember mendatang di Bandung,"kata Abdillah. Dia mengatakan, sidang dewan pimpinan ini merupakan persiapan sebelum sidang majelis parlemen Asia yang akan diselenggarakan di Bandung. "Sidang ini akan membahas draft resolusi yang didiskusikan dalam beberapa sidang sub-komisi yang telah diselenggarakan di beberapa negara, seperti pemberantasan korupsi, integrasi pasar energi asia, krisis keuangan, globalisasi, kesehatan dan kebudayaan,"katanya. Dia menambahkan, selain mengesahkan resolusi dari sub komisi, sidang akan membahas agenda untuk sidang majelis di Bandung nanti. "terdapat 10 komisi akan disahkan sebelum sidang umum,"katanya. Abdillah menegaskan, saat ini Asia harus memainkan perannya dalam kancah internasional karena memiliki potensi yang besar dalam bidang perekonomian dunia. "Saat ini terdapat negara industri baru di Asia seperti India, Cina dan Brasil yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia,"katanya. bahkan, ungkapnya, orang terkaya di dunia saat ini merupakan orang warga negara India yaitu Mukesh Ambani mengalahkan Bill Gates. Guna mengurangi ketergantungan dengan negara maju, Menurut Abdillah, parlemen Asia telah membahas rencana pembentukan Asian monetary fund, dan mata uang alternatif dunia selain dollar amerika. "Semuanya ini merupakan langkah mengurangi ketergantungan asia terhadap negara maju karena itu diperlukan keberanian parlemen asia dan untuk maju kedepan,"katanya. Saat ini, terangnya, cadangan ekonomi dunia sebesar 6 Triliun Dollar, namun 4 Triliun dollarnya berada di Asia. "ini sudah saatnya negara asia tidak ketergantungan terhadap negara maju,"katanya. (si/vivi)
BERITA TERKAIT
DPR Bahas Hubungan Bilateral dan Peran RI di BRICS Plus dengan Rusia
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich...
BKSAP Bahas Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pendidikan dengan Singapura
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyambut baik kedatangan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok...
Ravindra Hartarto Jelaskan Potensi Kerja Sama GKSB dengan 102 Negara
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Hartarto, meyakini bahwa Indonesia dapat mempelajari...
Keberhasilan GKSB Bergantung pada Dukungan Diplomatik
30-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pembentukan Grup Kerja Sama...