Dewan Nilai Pemerintah Tidak Serius
Anggota Komisi IX DPR RI, Poempi Hidayatullah (F-PG) menilai bahwa pemerintah tidak serius menyelesaikan masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Penilaian tersebut, disampaikan Poempi karena empat menteri yang diundang dalam rapat kerja Komisi IX untuk membahas masalah amnesti yang diberikan pemerintah Arab Saudi tidak hadir.
Keempat menteri tersebut yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Agama.
“Banyak persoalan teknis, walaupun sekarang secara persoalan sudah bisa dinetralisisir dalam konteks amnesti. Tapi juga jangan sampai dikemudian hari masalah serupa bermunculan,” kata Poempi saat rapat berlangsung di Gedung DPR RI, Jakarta, (Kamis (12/6)
Menurutnya, ketidakhadiran menteri dalam rapat kerja tersebut menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam konteks melihat masalah ini secara riil.
“Ini bukan main-main, kemaren saya banyak diminta pendapat oleh beberapa media asing. Jadi sebetulnya dunia internasional juga tercengang terhadap masalah ini dan ini bukan hal yang bisa dinggap biasa saja,” imbuhnya.
Poempi mengingatkan, bahwa dalam konteks rapat kerja, DPR tidak hanya meminta penjelasan tapi juga membutuhkan pembahasan secara teknis dan membutuhkan komitmen dari para menteri tentang suatu masalah.
“Kalau masalah amnesti ini ya cuma satu masalah, tapi masalah TKI yang berada di Arab Saudi membutuhkan pembahasan secara teknis dan komitmen-komitmen dari para menteri,” papar Poempi.
Jika hanya berbicara tentang amnesti menurutnya menjadi tidak menarik lagi, karena menurutnya yang paling penting adalah masalah-masalah seperti ini tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Ketika bicara teknis, ketika bicara komitmen, DPR ingin benar-benar dengan orang yang paling bertanggung jawab yaitu seorang menteri dengan komitmennya untuk bisa menyelesaikan permasalahan.
Senada dengan Poempi, Zuber Safawi (F-PKS) menilai pemerintah tidak menghargai DPR sebagai lembaga yang memang keberadaannya ditunjuk oleh UUD.
“Siapapun yang hadir saya memberikan apresiasi terutama kepada Kementerian Agama yang telah mengirimkan wakil menterinnya. Tapi beberapa kementerian yang lainnya ini sungguh dalam rangka menjaga marwah dpr sendiri, ini menjadi preseden buruk apabila rapat ini diteruskan,” ujar Zuber.
“Ada peristiwa penting nanti menteri tidak datang. Padahal ada hal-hal penting yang ingin kita bicarakan, ada hal penting yang ingin kita putuskan, saya sepakat dengan rekan kami bagaimana caranya kita tetap raker,” tegasnya. (sc)/foto:odjie/parle/iw.