Ketua DPR Terima Keluhan Para Pencipta Lagu
Masalah pembajakan atas karya lagu dalam berbagai bentuk, baik VCD, DVD, RBT, dan lain-lain telah mengakar dan turun temurun. Sudah banyak pengaduan kepada para penyelenggara negara, tapi kejahatan yang satu ini seperti sulit dihentikan.
Para seniman pencipta lagu, bertemu Ketua DPR RI Marzuki Alie di ruang rapat pimpinan, Kamis sore (20/6), untuk kembali mengadukan nasibnya yang terpuruk karena aksi pembajakan hak cipta yang luar biasa. Aksi pembajakan ini seperti diakui para seniman telah menghancurkan ekonomi keluarga mereka. Mereka pun kehilangan gairah kreatifitasnya.
Paraseniman yang hadir salah satunya adalah Yus Yunus dan Endang Kurnia. Keduanya adalah pencipta lagu sekaligus penyanyi bergenre dangdut. Menurut mereka, hingga kini, tak ada lembaga penegak hukum yang mampu membendung pembajakan. “Saya minta perlindungan yang sesungguhnya sebagai anak bangsa. Keadaan ini sudah sangat memprihatinkan, karena dilindas para pembajak,” ungkap Endang Kurnia.
Menanggapi hal ini, Ketua DPR menyatakan bahwa ia sendiri tak habis pikir. Ini masalah lama dan sering diadukan. Tapi, mengapa selalu muncul dan tak teratasi. Mungkinkah hukumannya terlalu ringan. Banyak pertanyaan yang dikemukakan Ketua DPR saat membicarakan masalah ini.
Menurut Ketua DPR, masalah ini sebenarnya masuk dalam Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif yang dipimpin Marie Elka Pengestu. Sebagai Ketua DPR, Marzuki ingin coba merespon cepat dengan memanggil Kapolri dan Menteri terkait untuk membantu mengatasi keluhan para seniman pencipta lagu.
Yus Yusnus mengakui, sebagai pencipta lagu ia sudah bingung ke mana akan menjual karyanya lagi, karena selalu dimakan para pembajak. Para penyanyi bisa kaya raya dengan mendendangkan lagu hasil karya para pencipta lagu. Tapi para pencipta lagu sendiri kerap tak mendapat royalti sepeser pun. Berapa banyak penyanyi yang melejit dan populer, sementara pencipta lagunya malah terpuruk. Untuk membeli beras pun kadang sulit.
Keluh kesah terus mengemuka dalam pertemuan itu. Apalagi kini ada ring back tone (RBT) yang memperdengarkan lagu melalu ponsel. Pembayaran lewat pemotongan pulsa pengguna ponsel, royaltinya lari ke para producer, bukan pencipta lagunya. Ini hal yang ironis. Pencipta lagi benar-benar tak dihargai. (mh) foto:hd,ry/parle