Dubes AS Yang Baru Datang ke Indonesia Bulan Depan
Wakil Ketua DPR Pramono Anung, di ruang kerjanya Gedung DPR Senayan, Kamis (26/9) menerima kunjungan Ted Lyng yang menjabat Political Conselor Kedubes Amerika Serikat di Jakarta. Ted Lyng mengabarkan bahwa Dubes AS yang baru untuk Indonesia pada bulan Oktober akan datang ke Indonesia. Ia juga mengharapkan peningkatan hubungan dan kerja sama yang baik antara kedua negara termasuk antara DPR-RI dan DPR Amerika Serikat.
Menurut Pramono, sekarang Amerika Serikat mempunyai peran yang sangat penting dan strategis terutama di bidang ekonomi dengan perubahan kebijakan politiknya. Hal itu membawa dampak yang cukup besar pada mata uang rupiah dan melemahnya indeks saham
“Karena itu kita tidak bisa menafikan bahwa kedudukan yang strategis itu juga penting bagi Indonesia,” ungkap Pimpinan DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Dalam pertemuan ini juga dibicarakan mengenai rencana Presiden China yang akan menyampaikan pidato di parlemen. Sidangnya tidak di ruang Sidang Paripurna tetapi di Ruang Pustaka Loka dalam rangka memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan China. Tradisi baru ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada Presiden-presiden ataupun Kepala Negara anggota G-20 tampil di depan di DPR, maka gilirannya berikutnya adalah Perdana Menteri India.
“Supaya tidak ada salah pengertian, karena bagaimanapun AS mapun China memiliki peran yang strategis di dunia internasional, maka kami sampaikan kepada pejabat dari Kedubes AS,” katanya.
Kepada Ted Lyng, Pramono juga menyampaikan, Presiden AS yang akan ke Indonesia menghadiri Sidang Apec di Bali, akan diberi kesempatan menyampaikan pidato di depan DPR. Kedatangan Presiden Obama yang lalu tidak menyampaikan pidato di DPR tetapi di UI, maka kali ini DPR akan memberikan kesempatan yang sama.
Menjawab pertanyaan mengenai alasan tidak di depan Sidang Paripurna, kata Pramono karena belum ada aturan tata tertibnya , juga di UU MD3. Di rapat paripurna tidak mudah mengontrolnya, manakala ada anggota DPR yang tiba-tiba interupsi, sebab kewenangan rapat paripurna ada pada anggota Dewan.
Dengan menempatkan di Ruang Pustaka Loka, maka yang hadir tidak hanya anggota DPR tetapi juga bisa mengundang anggota DPD, akademisi, media dan ini merupakan awal yang baik bagi DPR. DPR tidak semata-mata disibukkan dengan masalah korupsi, tetapi menjadi parlemen yang memberikan kesempatan kepada pimpinan dunia, dan yang pertama diberikan kepada Presiden China Xi Jinping. (mp)/foto:iwan armanias/parle.