LCGC Tidak Jelas Arahnya
Low cost green car (LCGC) alias mobil murah ramah lingkungan dinilai tidak jelas arahnya. Produksi LCGC itu hanya capital oriented.Padahal, dahulu Komisi VI pernah membentuk Panja Mobil Nasional (mobnas), tapi tak diwujudkan pemerintah. Malah yang muncul justru mobil yang menurut klaim pemerintah murah dan ramah lingkungan.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima (F-PDI Perjuangan) sesaat sebelum Rapat Paripurna DPR, Selasa (1/10). Proyek ini tidak jelas arahnya karena harganya tidak murah menurut ukuran kelas bawah, dan tidak ramah lingkungan karena masih menggunakan bahan bakar fosil.
“Jadi motifnya enggak jelas. Mobil murah dan ramah lingkungan ini mindset-nya tetap lebih kepada capital oriented, bukan public oriented dan nation oriented seperti mobnas yang mau kita buat. Maka kita keberatan dan akan kita undang Menperin,” tandas Aria. Sebetulnya, jelas Aria, sudah ada blueprint mobnas dari Kemenperin. Targetnya bagaimana pada periode DPR kali ini dan masa pemerintahan SBY ada mobnas yang segera terwujud.
Kemenperin sendiri sudah menjadikannya skala prioritas dan DPR mengawalnya dengan Panja. Mobnas, memang, menjadi proyek monumental yang ingin diwujudkan sebagai kebanggaan nasional rakyat Indonesia. Bahkan, bila mobnas itu sudah terwujud, semua penyelenggara negara dari presiden hingga lurah, dari DPR hingga DPRD, menggunakan mobnas tersebut. Sayangnya, semua itu tak terwujud. Tidak ada dukungan politik dari pemerintah.
Yang justru diproyeksikan pemerintah malah mobil dari ATPM (agen tunggal pemegang merk) yang sahamnya milik Honda dan Daihatsu. “Akhirnya, sampai sekarang kita belum punya. Sudah 10 tahun, pemerintahan SBY enggak buat apa-apa. Kita ingin buat proyek monumental, malah muncul mobil ramah lingkungan itu,” sesal Aria. Sebaiknya, proyek LCGC dikembalikan saja ke proyek mobnas. (mh)/foto:iwan armanias/parle.