Wakil Ketua Badan Kehormatan - BK DPR RI Siswono Yodohusodo mengatakan telah menerima rekaman yang diduga suara wartawan yang menulis berita 'lobi toilet' antara anggota FPKB B Anshori dengan calon hakim agung Sudrajat Dimyati. Dalam rekaman tersebut sang wartawan mengaku ia hanya menduga-duga saat menulis berita tersebut.

"Ada pembicaraan telepon wartawan itu dengan seseorang dan dari operatornya kita dapat rekamannya. Disitu ia mengatakan hanya menduga-duga terjadinya serah terima amplop. Nah ini yang repot kalau begitu caranya," katanya kepada wartawan di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/13).

Ia menyebut akibat dari pemberitaan yang menduga-duga ini sungguh serius. Bangsa ini menurutnya bisa jadi telah kehilangan seorang calon hakim agung yang baik tetapi gagal terpilih karena meluasnya pemberitaan. Input yang diterimanya dari sejumlah fraksi nilai kandidat itu dalam fit and proper test cukup bagus.

"Sejumlah fraksi mengatakan dari hasil fit and proper test saudara Sudrajat cukup bagus. Jadi karena menduga-duga sebuah amplop hasilnya kita sudah kehilangan seorang hakim yang baik dan juga telah mencemarkan nama anggota DPR," tegasnya.

Mantan Menpera ini menambahkan BK masih menunggu kehadiran wartawan bersangkutan untuk memberikan keterangan. Proses ini harus dilewati karena tidak mungkin lanjutnya teriak maling terus ada yang mendapat sanksi.

Pada bagian lain ia mengaku telah mendapat informasi  KY sudah melakukan penyelidikan dan telah menyimpulkan tidak ada upaya penyuapan. MA juga sudah memeriksa  data telepon dan pesan singkat di telepon Hakim Sudrajat. Tidak ada yang mencurigakan.

"Setiap saat wartawannya mau datang ke BK, kami menunggu. Sejauh ini dengan data yang ada kami belum meyakini telah terjadi suatu penyuapan. Kalau betul-betul wartawan itu melihat, sampaikan dan yakinkan kita. Kita tidak ingin DPR ini berisi orang yang punya mental tukang suap ya, koruptor." demikian Siswono. (iky)/foto:iwan armanias/parle.