Pendidikan Politik Bukan Hanya Bidang Legislatif

28-10-2013 / LAIN-LAIN

Anggota Komisi X Dedi Gumelar menyatakan bahwa pendidikan politik kepada remaja bukan hanya bidang Legislatif, tapi juga bidang Yudikatif dan Eksekutif. Sehingga remaja memahami bukan hanya peran DPR, tapi juga pemerintah.

Hal itu ia sampaikan ketika ditemui Tim Parle usai memberikan materi kepada 136 peserta Parlemen Remaja 2013 di Griya Sabha Kopo, Bogor, Sabtu (26/10) sore. Ia mengaku, ini kali keduanya memberikan makalah kepada para siswa utusan daerah ini.

“Saya apresiasi kepada Setjen DPR yang tekah menyelenggarakan acara ini. Mungkin akan lebih baik jika bukan hanya Setjen DPR yang melakukan pembibitan ini, namun juga eksekutif dan yudikatif. Agar para remaja juga memahami bagaimana peran pemerintah. Karena yang membangun negeri ini bukan hanya DPR, namun juga pemerintah,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Ia menambahkan, jika lembaga yudikatif, eksekutif dan legislatif ini melakukan pembibitan, maka remaja ini akan menggantikan para pemimpin bangsa di masa mendatang.

“Mereka sudah memiliki kesadaran politik sejak dini. Mereka juga mengetahui bagaimana mereka memberikan sumbangsih kepada negara dan bangsa, dalam konteks memperbaiki negeri ini,” imbuh politisi yang akrab dipanggil Miing ini.

Politisi asal Banten ini juga mengapresiasi siswa-siswi ini. Ia mengakui bahwa siswa-siswi ini merupakan yang terbaik dari setiap provinsi. Sehingga, jika anak-anak ingin mengikuti kegiatan Parlemen Remaja, harus menunjukkan kemampuan terbaiknya dan berkompetisi dengan sesama pelajar setiap provinsinya.

“Saya apresiasi kepada anak-anak ini, karena yang dikirim adalah anak-anak yang terbaik. Hal ini bukan menunjukkan diskriminasi, justru entitas itu membuat daya saing meningkat. Artinya, jika ada yang mau kesini, harus belajar dulu. Ini menjadikan mereka untuk berkompetisi dengan baik,” imbuh Dedi.

Dalam paparannya, Dedi membawakan materi tentang Pemuda Dalam Undang-undang. Ia memandang peran pemuda semenjak kemerdekaan hingga sekarang begitu krusial. Oleh karena itu, perlu difasilitasi oleh negara untuk menguatkan peran pemuda itu.

“Untuk membangun bangsa, maka generasi muda kita mesti handal, tangguh mandiri, professional, dan berakhlak. Pembangunan pemuda mesti mesti memiliki landasan aturan, dengan mengacu pancasila dan UUD 1945,” papar Dedi.

Ia menambahkan, perlunya regenerasi kepemimpinan di kalangan muda, untuk menghindari stagnasi kepemimpinan nasional, karena yang muda tidak mendapatkan ruang untuk bisa berkembang.

“Saya titipkan kepada guru-guru agar siswa-siswi ini dirawat dan dibimbing, sehingga nantinya bisa menjadi generasi yang unggul,” tutup Dedi. (sf) foto:odjie/parle/ry

BERITA TERKAIT
HPN 2025, Gus Khozin: Pers dan Warganet Dapat Bahu-Membahu Kawal Isu Publik
09-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2025 ini menjadi momen penting untuk mengukuhkan fungsi pers sebagai pilar...
Kunjungi Tanambulava Sulteng, Matindas Dengarkan Aspirasi dan Salurkan Bantuan
04-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Matindas J Rumambi menyerap aspirasi dan menyerahkan bantuan kepada warga Desa Sibalaya Barat, Kecamatan...
Rocky Chandra Serukan Kewaspadaan Masyarakat Hadapi Banjir dan Longsor di Jambi
04-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Jambi memberikan tanggapan terkait meningkatnya bencana banjir dan longsor yang melanda di...
Rocky Candra Desak Pertamina Tanggung Jawab atas Kerugian Warga Terdampak Proyek di Jambi
02-02-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI dari Dapil Jambi, Rocky Candra, mendesak PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya, PT Pertamina...