Pemerintah Harus Perhatikan Pendidikan Anak-anak TKW

11-11-2013 / KOMISI IX

Para tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri telah meninggalkan hak asuh dan pendidikan anak-anaknya selama bertahun-tahun. Perkembangan fisik dan mental para anak TKW tersebut terganggu. Bahkan, data BKKBN menyebutkan 1,5 juta anak TKW tidak mengenyam pendidikan usia dini. (PAUD).

Anggota Komisi IX Okky Asokawati (F-PPP) yang dihubungi Senin (11/11), berkomentar, ini masalah krusial yang harus melibatkan banyak sektor. Selama ini, Komisi IX belum pernah membahas secara khusus masalah tersebut dengan Menakertrans. Ketersediaan lapangan kerja bagi perempuan, memang, sangat minim. Sementara mereka butuh perbaikan ekonomi bagi keluarganya.

Okky mengakui, anak yang ditinggal ibunya bekerja selama bertahun-tahun sangat berdampak pada perkembangan anak-anaknya. Seperti diketahui, ibu adalah guru pertama bagi anak. Ketika guru pertamanya hilang, mereka mendapat pengasuhan dari kakek neneknya atau paman dan bibinya. Pendidikan dari keluarga besarnya itu, kata Okky, cenderung permisif. Tidak sebaik pendidikan dari orangtua intinya.

“Kemenakertrans dan BNP2TKI, memang, tidak pernah menyoroti hal itu,” ujar Okky. Ia menambahkan, ternyata perbaikan ekonomi keluarga TKW tidak berkorelasi positif pada  pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Untuk itu, ketika para ibu telah memutuskan menjadi TKW, maka perlu dipikirkan oleh pemerintah soal cara pengasuhan anak-anak TKW.

Pendidikan bagi keluarga besarnya perlu diberikan, bagaimana harus mengasuh anak-anak TKW yang ditinggal ibunya bertahun-tahun. Okky menandaskan, bagaimana pun anak-anak TKW itu adalah SDM potensial bagi bangsa ini ke depan.

“Memang harus ada kerjasama lintas sektoral yang cukup baik untuk membahas ini. Pemerintah, baik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BKKBN, BNP2TKI, dan Kemenakertrans harus konsen memperhatikan pendidikan anak-anak TKW ini.”

Ketika ditanya, perlukah merubah cara pandang para ibu agar lebih mementingkan pendidikan anak daripada mengejar ekonomi dengan menjadi TKW, Okky menjawab, butuh waktu yang sangat panjang untuk merubah cara pandang para TKW itu. Perlu penjelasan konfrehensif pula untuk menyadarkan para TKW. (mh)/foto:iwan armanias/parle.

BERITA TERKAIT
Netty Catat Evaluasi Program MBG: Soal Variasi Menu, Kualitas Rasa, hingga Sistem Reimburse
15-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyampaikan pentingnya evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksanaan Program Makan...
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...