Terkait Outsourcing, Komisi IX Usul Konsultasi Dengan BPK
Anggota Komisi IX DPR RI, Poempida Hidayatullah usul berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tenaga outsourcing di BUMN.
Hal tersebut disampaikan Poempi saat Rapat Dengar Pendapat Komisi IX dengan Ketua Satgas Monitoring Outsourcing BUMN dan Gerakan Bersama Buruh BUMN dipimpin Ketua Komisi IX, Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/4) dengan agenda penjelasan Satgas Monitoring mengenai permasalahan Outsoucing di BUMN.
“Kita harus berkonsultasi dengan BPK, dalam konsultasi itu kita harus minta audit kinerja di BUMN-BUMN yang ada catatan-catatannya, dan dari situ baru kita bisa paham bagaimana posisi mereka, kalau tidak memungkinkan, ok kita bisa paham,” papar politisi Partai Golkar itu.
Menurutnya, DPR minta BPK melakukan audit secara obyektif dan hasilnya itulah yang akan komisi dorong. Langkah-langkah inilah yang bisa dikerjakan, katanya.
Poempi beralasan, jika tidak berkonsultasi dengan badan tinggi lainnya rasanya DPR dan Pemerintah akan terkunci dalam diskusi yang terus menerus. Tidak ada langkah-langkah konkrit yang terjadi.
“Tujuan kita adalah memberikan kejelasan dari orang-orang yang sudah puluhan tahun bekerja disitu, kemudian tiba-tiba hilang dikarenakan mereka demo, sekedar mereka menuntut, dimana keadilan di negara ini,” imbuhnya.
Ia menyatakan harus ada mindset yang berubah dari konteks Satgas. Poempi minta ada keterlibatan daripada OSnya (Outsoucingnya). “Kami memang tidak spesifik minta Geber BUMN dalam artian langsung menempel pada BUMNnya, tapi harusnya OSnya kalau mereka tidak terlibat bagaimana mereka bisa tahu perkembangannya,” tambah Poempi.
Dirinya berharap, walaupun pemerintah sudah mau berakhir kalau ada satu sejarah yang bisa dicatat didalam masalah ketenagakerjaan ini. Poempi mengaku beberapa kali dalam rapat dengan Menteri BUMN sudah memancing.
Artinya Dewan membuka peluang kalaupun sebenarnya ada komitmen untuk rekruitmen menjadi pegawai tetap secara bertahap dewan juga akan pertimbangkan, namun hal itu tidak diambil pada saat raker dengan Menteri BUMN tersebut.
“Tidak pernah ada kerangka kerja yang jelas, hanya wacana saja yang dilempar ke floor di DPR ini. Hanya agar kita tutup mulut saja. Jadi tidak pernah ada sesuatu yang riil yang dijalankan langkah demi langkah,” jelasnya.
“Apabila dalam waktu tertentu nanti kita tentukan waktunya, tidak kunjung juga ada kinerja yang baik, interplasi itu gampang sebetulnya, interplasi bisa kita dorong kapan saja, hanya persoalan bukan itu. Tapi apakah itu bisa menyelesaikan masalah, apakah ketika SBY sudah datang menyelesaikan masalah, itu pertanyaannya,” tegas Poempi. (sc)/foto:odjie/parle/iw.