Hari Buruh Tahun Ini Usung Tiga Layak
29-04-2014 /
KOMISI IX
Hari Buruh yang biasa diselenggarakan pada 1 Mei, kini akan terasa berbeda karena bersamaan dengan tahun politik. Transisi politik mewarnai hari istimewa bagi para buruh di Indonesia. Para buruh berharap ada perubahan signifikan, seiring pergantian kekuasaan.
Demikian mengemuka dalam konfrensi pers persiapan Hari Buruh yang disampaikan Anggota Komisi IX Rieke Dyah Pitaloka (F-PDIP), di Press Room DPR, Selasa (29/4). Ia didampingi para aktivis buruh dari berbagai daerah. Rieke menyampaikan bahwa tahun ini, tema Hari Buruh mengusung “Tiga Layak”, yaitu kerja layak, upah layak, dan hidup layak.
Rieke menjelaskan, kerja layak berarti menghapus sistem kerja kontrak dan outsourcing yang merupakan bentuk perbudakan modern. Soal upah layak, pemerintah dihimbau untuk tidak melakukan politik upah murah. Sebaliknya, pekerja dan buruh harus diberi peghargaan atas dedikiasi pekerjaannya. Sementara menyangkut hidup layak, negara harus melengkapi prasyarat kehidupan yang sejahtera bagi para buruh.
Di tahun politik ini, semua tema yang diusung itu diharapkan bisa terealisir dengan baik. Pergantian kepemimpinan nasional usai pemilu, membawa harapan segar bagi para buruh yang tak pernah lelah menuntut kesejahteraan dan perubahan UU ketenagakerjaan yang masih membelenggu para buruh.
Selain itu, sambung Rieke, ada satu hal yang juga perlu dicermati bahwa menyambut Komunitas ASEAN 2015, akan ada liberalisasi tenaga kerja. Pekerja dan buruh di Indonesia harus mendapat perlindungan yang cukup sebelum pemberlakuan Komunitas ASEAN pada 2015. Pekerja asing akan ikut bersaing di dalam negeri.
Saat ini, kata Rieke, data BPS menyebutkan ada 118,2 juta angkatan kerja di Indonesia. Dari jumlah itu yang terserap sebagai pekerja formal hanya 46,6 juta jiwa. Sementara sekitar 8 juta orang jadi tenaga kerja tidak terdidik sebagai TKI di berbagai negara. Terakhir, yang tidak kalah dicermati adalah masalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk industri. Kenaikan itu harus ditolak, karena punya efek domino termasuk bagi para buruh. Buruh menghadapi banyak ancaman PHK seiring kenaikan TDL bagi industri. (mh)/foto:odjie/parle/iw.