DPR Apresiasi Aspirasi Mahasiswa

20-05-2014 / KOMISI II

Ruang Rapat Komisi II dipenuhi setidaknya oleh 80 mahasiswa. Ini bukan demo, apalagi ruang rapat diduduki oleh mahasiswa. Namun, mahasiswa ini hendak menyampaikan aspirasinya terkait dinamika politik Indonesia. Mahasiswa ini datang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

“Masukan yang disampaikan kepada kami sangat bagus. Setidaknya, hal ini menunjukkan mahasiswa kita dan para staf pengajar, punya kepedulian yang tinggi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana mereka menanyakan otonomi khusus, apa yang terjadi di pemerintahan lokal, kemudian sistem politik yang mahal, partai politik yang belum bisa mandiri, merajalelanya politik uang yang semakin massif dan brutal. Banyak hal yang menjadi isu actual yang menjadi bahan pembicaraan,” jelas Wakil Ketua Komisi II Arif Wibowo, usai pertemuan di Ruang Rapat Komisi II, Senin (19/05).

Di satu sisi, pihaknya meminta kepada mahasiswa dan para pengajar untuk menyampaikan aspirasi dalam bentuk tertulis, sehingga bisa menjadi bahan pembahasan dalam rapat-rapat DPR.

“Kita minta kepada mereka untuk menyampaikan secara tertulis dan tertata dengan sistematis, semacam tulisan ilmiah. Itu bisa menjadi bahan masukan atau referensi untuk DPR, dalam pembahasan Rancangan Undang-undang. Masukan dari mahasiswa dan para pengajar ini akan sangat berarti, dan yang terpenting, dari pertemuan ini dapat menumbuhkan sikap kembang dan kritis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuh Politisi PDI Perjuangan ini.

Politisi asal Dapil Jawa Timu ini menambahkan, mahasiswa yang diposisikan sebagai agen perubahan, diharapkan akan menimbulkan perubahan yang cepat di Indonesia. Mahasiswa dapat bersikap kritis sebagai penjaga demokrasi Indonesia.

“Posisi mahasiswa memang sebagai agen perubahan. Jika mahasiswa kritis dan memiliki inisiatif, maka perubahan akan semakin cepat. Mereka bersikap kritis itu dalam perspektif positif, tidak dalam kerangka permainan politik atau kepentingan memperoleh kekuasaan. Pada hakikatnya, mahasiswa penjaga demokrasi di kehidupan demokrasi Indonesia,” jelas Arif.

Pada kesempatan yang sama, salah satu dosen pembimbing, Ana Sabana Azmy menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ke DPR ini dalam rangka studi lapangan. Dari kunjungan ini diharapkan seluruh mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi politik di Indonesia.

“Maksud dan tujuan kami adalah kunjungan studi lapangan. Kami memasukkan kegiatan kunjungan ke DPR ini untuk mensinergikan antara teori di kampus, dengan kondisi praktik di lapangannya. Jadi, mahasiswa sebagai insan akademik itu tidak hanya mempelajari teori, namun juga mendapatkan informasi langsung dari Anggota DPR,” jelas Ana.

Ia mengakui, antusiasme mahasiswa berkunjung ke Kompleks Parlemen sangat tinggi. Sehingga, dari kunjungan ini terjalin komunikasi antara DPR RI dengan mahasiswa.

“Antusiasme mahasiswa ketika belajar sosial politik, maupun terkait dinamika politik di Indonesia, ini menjadi perhatian dari mahasiswa. Diharapkan dari pertemuan ini, dapat terjalin komunikasi antara Anggota DPR dan mahasiswa. Bentuk komunikasi bukan dengan berdemo, tapi dengan diskusi itu akan menjadi lebih baik lagi. Sehingga, para pejabat negara dapat bersinergi dengan mahasiswa selaku agent of change,” imbuh Ana.

Sementara itu, salah satu mahasiswa, Anisa Hidayati menyatakan bahwa selama ini mahasiswa UIN sudah sering melakukan pembahasan-pembahasan politik bersama mahasiswa dari kampus lain. Namun, hasil pembahasan itu belum tersalurkan kepada Anggota DPR.

“Dari hasil pembahasan itu, tidak tersalurkan ke DPR RI. Mungkin langkah selanjutnya, kami akan menyampaikan apa yang sudah kami bahas sesama mahasiswa, kepada Anggota DPR RI. Termasuk mempertemukan mahasiswa, baik UIN ataupun mahasiswa lain, sehingga aspirasi mahasiswa ini terdengar oleh Anggota DPR,” ujar Anisa.

Mahasiswa berkacamata ini mengakui mendapat banyak pencerahan dari berbagai penjelasan dari Anggota Komisi II DPR RI. Walaupun belum seluruh penjelasan bisa didapatkan karena keterbatasan waktu, ia merasa pertemuan ini bisa menjadi jembatan antara mahasiswa dengan Anggota DPR.

“Banyak sekali manfaat yang kami dapatkan dari pertemuan ini, walaupun belum semua penjelasan dapat kami terima, setidaknya ada beberapa hal yang sudah kami sampaikan, dan mendapat penjelasan. Sehingga, ketika nanti kembali ke kampus, kami sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kami di kampus,” imbuh Anisa. (sf)

BERITA TERKAIT
Tunggu Arahan Presiden, Pemindahan ASN ke IKN Tidak Perlu Grasah-Grusuh
12-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI Ali Ahmad menegaskan pemindahan Aparatur Sipil Negara harus tunggu arahan Presiden Prabowo...
Bahtra Banong Ingatkan Hakim MK Jaga Netralitas dalam Sengketa Pilkada Serentak
09-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bahtra Banong, mengingatkan seluruh hakim Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menjaga netralitas...
Komisi II Siap Berkolaborasi dengan Kemendagri Susun Draf dan NA RUU Pemilu
06-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda menegaskan pihaknya siap berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam...
Perlu Norma Baru untuk Antisipasi Terlalu Banyak Pasangan Capres-Cawapres
04-01-2025 / KOMISI II
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, menyebut DPR dan pemerintah akan mengakomodasi indikator pembentukan norma baru...