Kenaikan Harga Pangan Rutin Terjadi
Menyusul kenaikan harga pangan menjelang Ramadan dan lebaran, dinilai sebagai sebagai rutinitas tahunan. Walau berusaha diantisipasi jauh-jauh hari, nyatanya terus terulang. Banyak argumen yang kemudian dikemukakan atas kenaikan ini. Padahal, masalahnya simpel saja menyangkut distribusi.
Demikian dikemukan Anggota Komisi VI DPR Atte Sugandi, sesaat sebelum rapat paripurna DPR berlangsung, Selasa (3/6). “Kalau masalah harga pangan itu sudah seperti rutinitas. Setiap tahun terjadi. Mestinya pemerintah siap-siap. Nyatanya, terulang lagi,” kata politisi Partai Demokrat itu.
Menurut Atte, masalah di balik kenaikan harga pangan sebenarnya simpel saja, seperti soal distribusi yang kurang lancar. Selain itu ada masalah panen yang gagal dan cuaca yang buruk. Tapi semua ini tetap rutin terjadi menjelang hari besar. Pemerintah sendiri sebenarnya sudah punya rencana desain distribusi pangan dan Komisi VI juga rutin melihat dari dekat kondisi distribusi pangan tersebut. Yang terlihat, bawang putih dan kentang banyak diimpor.
Tampkanya, kata Atte, banyak yang bermain pada distribusi pangan, sehingga harga melonjak naik. Dampaknya, para pemain tersebut menyebabkan inflasi nasional ikut naik. “Suka atau tidak suka inflasi akan mempengaruhi. Itu yang harus kita hndari,” tutur Atte. (mh, foto : naefurodjie/parle/hr.